Foto: Oby Achmad Widiyanto, seorang pemilik kafe jahe rempah di Pati (Mondes/dok. pribadi) PATI – Mondes.co.id | Oby Achmad Widiyanto merupakan sosok di balik berdirinya kedai Jahe Rempah Tempo Doeloe.
Menjadi salah satu tempat kuliner hits di Kabupaten Pati.
Di tengah ketidaksempurnaan fisiknya, bukan berarti menjadi penghalang bagi dirinya untuk bisa meraih mimpi.
Meskipun ia penyandang disabilitas, Oby tidaklah minder.
Ia bahkan pernah terpuruk hingga tak percaya diri.
Tak lama, ia berhasil bangkit dan memilih mengembangkan usaha.
Optimis dalam menjalani hidup, terus digenggam olehnya.
Di tengah kekurangannya sebagai disabilitas, ia tidak berkecil hati dan justru bangkit agar bisa berdaya.
Sebelum dikenal sebagai pengusaha kuliner, Oby sempat meniti karier mapan di sektor perbankan.
Namun, tahun 2010 ia mengalami kecelakaan kerja pada tangannya, sehingga cacat permanen.
Karier sebagai pegawai bank pun harus ia relakan, karena proses pengobatan dan terapi memakan waktu panjang.
Di fase paling berat hidupnya, Oby sudah menyandang dua peran besar, suami dan ayah dari seorang anak kecil.
Pilihan untuk menyerah tidak pernah singgah.
“Saya hanya punya dua opsi, terpuruk atau bangkit dan cari jalan baru,” ujarnya.
Dengan disabilitas fisik gangguan gerak pada tangan kanannya, Oby beradaptasi dengan realitas barunya.
Tak lagi berada di ruang kerja perbankan, ia justru membuka diri pada pekerjaan yang bisa dikerjakan dengan kemampuan yang ada.
Pernah berjualan ayam, membuka les privat, hingga mengerjakan jahit kain yang dikirim ke pabrik-pabrik menggunakan kendaraan pick-up setiap minggu.
Bertahun-tahun bekerja serabutan, menjadi pengalaman hidup bagi Oby.
Ia belajar membaca peluang, mengenali kebutuhan pasar, hingga memahami perilaku konsumen dari berbagai lapisan.
Tahun 2019, ia menambah bekal baru dengan terjun ke dunia jurnalistik, mengikuti pelatihan dan menulis isu seputar disabilitas.
Oby juga aktif dalam komunitas difabel di Kabupaten Pati untuk memperjuangkan kesetaraan, bukan sekedar charity, melainkan pengakuan atas kemampuan dan kapasitas.
Langkah-langkah kecil itu perlahan menuntun Oby menemukan panggilan terbesarnya menjadi pengusaha.
Pada 23 Desember 2022, Oby bersama rekannya mendirikan usaha yang bernama Jahe Rempah Tempo Doeloe.
Lokasinya berada di Jalan Kolonel Sugiono Nomor 10, Desa Winong, Kecamatan Pati.
Kedai Jahe Rempah ini hadir di tengah dominasi kopi dan minuman kekinian.
Membawa diferensiasi minuman rempah tradisional yang dikemas modern, ramah lidah generasi muda, tetapi berfokus pada kesehatan.
Ia terinspirasi oleh momen pasca pandemi Covid-19, ketika jahe dan rempah menjadi primadona.
Namun menurutnya, saat itu minuman rempah belum tersaji dengan citra menarik dan cenderung masih melekat pada stigma pahit seperti jamu.
Dengan riset pasar yang ia amati sendiri selama bertahun-tahun, Oby menciptakan minuman jahe yang manisnya alami, menggunakan gula batu dan gula aren tanpa pemanis sintetis, agar bisa dinikmati anak muda maupun mereka yang enggan pada rasa jamu tradisional.
Ia menambahkan, mengelola usaha dengan keterbatasan itu bukan kendala baginya, melainkan rutinitas baru yang sudah ia kuasai.
“Saya butuh penyesuaian, tapi bukan halangan. Kalau saya bisa, teman-teman disabilitas lain juga pasti bisa,” katanya.
Kini, Jahe Rempah Tempo Doeloe bukan sekadar kedai minuman, tetapi juga simbol bahwa disabilitas tidak menghalangi seseorang untuk berkarier lebih tinggi, bahkan menjadi penggerak tren kesehatan tradisional.
Ia membuktikan bahwa yang menentukan sukses bukan kesempurnaan fisik, melainkan keberanian memulai, kemampuan membaca peluang, dan keteguhan untuk terus melangkah.
Dukungan keluarga juga menjadi fondasi yang membuatnya tetap berdiri saat banyak pintu tertutup.
Orang tuanya, guru-guru, teman dekat, hingga komunitas difabel tempat ia berjejaring, bukan hanya memberi support moral, tetapi juga ruang mental untuk tetap percaya bahwa masa depannya masih luas.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar