Kirab Pataka, Tradisi Mengenang Pelopor Emansipasi Wanita RA Kartini

waktu baca 3 menit
Senin, 21 Apr 2025 11:14 0 156 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id |Suasana khidmat sekaligus meriah mewarnai Kabupaten Rembang pada Minggu (20/4/2025) petang.

Hal ini bersamaan dengan digelarnya kembali Kirab Pataka dalam rangka memperingati Hari Kartini ke-146.

Tradisi yang sarat makna ini menjadi penanda penting dalam mengenang legasi Raden Ajeng Kartini, sang pelopor emansipasi wanita Indonesia yang menghembuskan napas terakhirnya di tanah Rembang.

Bupati Rembang H. Harno, bersama Wakil Bupati M. Hanies Cholil Barro’, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Pimpinan DPRD, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta anggota Permadani (Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia) turut serta dalam kirab agung ini.

Balutan busana adat Jawa yang dikenakan seluruh peserta, dipadu dengan dekorasi mobil yang artistik, menambah keanggunan acara.

Prosesi kirab dimulai dengan pengambilan untaian kata-kata bijak dari peti Pataka oleh Bupati Harno.

Benda pusaka tersebut kemudian diestafetkan kepada perwakilan Permadani untuk diarak menuju peristirahatan terakhir RA Kartini di Kecamatan Bulu.

Adapun kata-kata mutiara di kirab kali ini berbunyi sebagai berikut.

“Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut manusia, ialah menundukkan diri sendiri. Paham lama yang sudah turun temurun, tiada dapat dengan sebentar saja disisihkan akan menggantinya dengan paham baru. Berkuasa paham yang lama itu, oleh karena masih dihormati orang seluruh negeri, tetapi tumbuhan muda yang segar itu tentulah akan menang jua”

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rembang, Mutaqqin, menjelaskan filosofi di balik dua bendera yang dikirab.

BACA JUGA :  Habitat Macan Muria Terancam, Pemerintah Berencana Lakukan Konservasi

Selain bendera hijau bertuliskan kata-kata mutiara, terdapat pula bendera yang menampilkan potret RA Kartini.

“Bendera dengan wajah RA Kartini ini melambangkan tubuh, jasad RA Kartini, sedangkan kata-kata mutiara Kartini ini sebagai jiwanya. Maka ketika kita mengirab dari pendapa museum ke makam, seolah-olah kita mengantarkan jasad dan ruhnya RA Kartini, dari rumah menuju ke persemayaman yang terakhir,” tuturnya.

Sepanjang rute kirab, antusiasme pelajar dan guru dari berbagai sekolah tampak begitu besar menyambut rombongan.

Setibanya di kompleks makam, iringan marching band, jajaran Forkopimcam Bulu, serta para kepala desa telah bersiap menyambut dengan khidmat.

Setelah melalui perjalanan yang penuh makna, Pataka kemudian disemayamkan di area makam untuk semalam.

Pada Senin (21/4/2025) dini hari, bendera pusaka tersebut akan dikembalikan ke museum, mengakhiri rangkaian kirab.

Sebelumnya, peringatan Hari Kartini di Rembang telah diawali dengan kegiatan seni finger painting yang melibatkan anak-anak taman kanak-kanak di area makam RA Kartini.

Selain Kirab Pataka dan ziarah, rangkaian acara dilanjutkan dengan kegiatan spiritual “Kartini Mengaji” yang menghadirkan KH. Syarofuddin Ismail Qoimas, serta malam tirakatan yang berlangsung di pendapa museum secara bersamaan.

Seluruh rangkaian acara ini menjadi wujud penghormatan dan refleksi atas perjuangan RA Kartini bagi kemajuan perempuan Indonesia.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini