Keterlibatan Jumlah Seniman Lokal Pati untuk Pendidikan Turun Drastis 

waktu baca 2 menit
Jumat, 27 Okt 2023 08:16 0 721 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) mewadahi seniman lokal Bumi Mina Tani untuk menularkan jiwa dan karya seninya kepada peserta didik di sekolah, khususnya jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Di samping itu, program GSMS mengupayakan agar sekolah memiliki figure guru seni yang yang berlatar belakang seniman. Apalagi saat ini, ada banyak satuan pendidikan yang kekurangan tenaga pendidik yang mengajar bidang studi kesenian.

Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupten Pati, Paryanto, GSMS adalah program inisiatif yang menghadirkan seniman dan budayawan ke dalam lingkungan sekolah untuk memberikan pendidikan seni dan budaya kepada siswa. Program tersebut bertujuan untuk memberikan sekolah guru seni budaya dan menciptakan hubungan seni dengan sekolah.

“Tujuan GSMS memberikan atau menyediakan guru seni bidaya, karena banyak sekolah yg kekurangan guru seni budayanya. Mereka (seniman) tidak boleh ASN (Aparatur Sipil Negara). Hadirnya seniman menciptakan hubungan baik antara seni dengan sekolah bahwa keduanya saling berkaitan. Artinya sekolah butuh seniman dan seniman butuh sekolah,” jelasnya kepada Mondes.co.id, Jumat 27 Oktober 2023.

Perlu diinformasikan, program GSMS sudah berjalan di Kabupaten Pati sejak 2017 yang lalu. Program yang digagas oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pertama kali menyelenggarakan program di Kabupaten Pati dengan jumlah 6 seniman.

Kemudian, pada 2018 terdapat 35 seniman. Jumlah tersebut terus naik pada 2019 mendapat 45 seniman.

Pada 2020, jumlahnya mengalami penurunan menjadi 20 seniman. Lalu naik drastis di 2021 dengan jumlah 65 seniman.

BACA JUGA :  Sejumlah Titik Ruas Jalan di Tambakromo Rusak Parah, Pengguna Jalan Terganggu 

“Pada 2020 saat masa pandemi kita mengadakan secara daring, dan waktu itu hanya melibatkan 20 seniman di 20 sekolah saja. Namun, jumlahnya kemudian naik hingga 65 pada setahun berselang,” ujar Paryanto saat diwawancarai di ruangannya.

Usai menggelar GSMS dengan jumlah yang membludak pada 2021, di tahun 2022 Kabupaten Pati tidak ditunjuk untuk penyelenggaraan program tersebut. Pada 2023 ini, Kaupaten Pati mendapat giliran mengadakan GSMS lagi dengan jumlah kuota 400 sekolah.

“Sempat ada penurunan kuota hanya 400. Kemudian ikut seleksi dan terjaring 23 seniman dan sekolah yang memenuhi syarat. Syaratnya sekolah punya sarana dan prasarana mendukung,” terangnya.

Paryanto turut menjelaskan mekanisme pendaftaran seniman yang ingin mengikuti GSMS. Ia mengatakan, seniman tersebut mendaftar online pada link yang tersedia pada pendaftaran dari Kemendikbud. Selanjutnya, seniman tersebut mengikuti seleksi kompetensi hingga memenuhi standar kelayakan sebelum ditempatkan di sekolah yang dijatah Kemendikbud.

“Banyak seniman yang pengen mendaftar di Pati, bahkan ada yang dari Semarang, Kudus, Yogyakarta. Akan tetapi kita tetap memprioritaskan dari Pati dulu,” ungkapnya.

Meski antusiasme tinggi, tetapi sekolah juga harus memenuhi fasilitas pendukung kegiatan kesenian, sehingga bisa dianggap layak oleh Kemendikbud.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini