Kerja Kolaboratif, Banjir Kota Semarang Berangsur Surut

waktu baca 2 menit
Minggu, 2 Nov 2025 14:21 0 49 Dian A.

KOLABORATIF: Banjir yang melanda daerah Kaligawe, Kota Semarang berangsur-angsur surut. (Mondes/Dian)

DBHCHT TRENGGALEK

 

 

SEMARANG – Mondes.co.id I Banjir yang melanda daerah Kaligawe Kota Semarang sudah mulai berangsurangsur surut. Hal itu tak lepas dari kerja-kerja kolaboratif dan komperehensif oleh banyak pihak.

 

“Banjir di Kaligawe Semarang hari ini sudah turun 15 cm. Jadi kita doakan nanti semuanya berkurang, Kaligawe sudah mulai surut,” Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Sabtu (1/11/2025) kemarin.

 

Dikatakan Luthfi, upaya penanganan banjir di Kaligawe Kota Semarang telah dilakukan mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kota, hingga elemen masyarakat.

 

Sebab, penanganan banjir di daerah tersebut membutuhkan upaya komprehensif oleh banyak pihak. Ia mencontohkan, genangan air di Kaligawe yang dialirkan ke Kolam Rentensi Temboyo perlu dibuang ke laut. Untuk membuangnya butuh operasional pompa yang banyak.

 

Maka dari itu, rapat koordinasi lintas sektoral dan langkah nyata sudah dilakukan beberapa hari lalu. Salah satu solusinya adalah penambahan kurang lebih 38 pompa untuk mengatasi banjir di Kaligawe.

 

“Ini adalah kerja kolaboratif yang harus kita lakukan bersama. Tanpa itu kita tidak bisa,” katanya.

 

Satgas pompanisasi penanganan banjir di Kota Semarang juga dibentuk. Tugasnya adalah memantau pompa-pompa yang tersebar di sejumlah titik.

 

“Jadi pompa-pompa yang sudah jalan mana, pompa yang perlu diperkuat mana, pompa yang perlu modifikasi mana, sehingga secara terprogram itu terawasi, tidak dilepaskan apa adanya. Pompa itu kan mesin ya, mesin itu harus dijaga 1×24 jam, tidak bisa kita tinggal,” tegasnya.

BACA JUGA :  Hanya Tersedia Jenis Formasi Khusus di Seleksi PPPK Pati

 

Di samping semua langkah komprehensif itu, upaya pencegahan banjir juga terus disosialisasikan. Di antaranya masyarakat diberikan pemahaman atau pendidikan terkait situasi iklim dan cuaca, serta kondisi riil wilayah rawan banjir.

 

Selain itu, pencegahan di kawasan garis pantai juga dilakukan dengan program Mageri Segoro, yaitu dengan menanam mangrove di 17 kabupaten/kota dengan panjang garis pantai sekitar 970 km, kemudian membiasakan masyarakat untuk tidak buang sampah sembarangan, dan lain sebagainya.

 

Luthfi optimistis, apabila semua upaya itu dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh pihak, termasuk masyarakat, banjir yang saat ini melanda akan bisa dicegah atau diatasi.

Redaksi

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini