PATI – Mondes.co.id | Beberapa waktu terakhir, banjir bandang kerap terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Pati. Kondisi demikian tak lepas dari gundulnya kawasan hutan di Pegunungan Kendeng yang ada di hulu Pati bagian selatan.
Pernyataan ini terang-terangan disampaikan oleh Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah 2 Provinsi Jawa Tengah, Harnowo saat dihubungi, Selasa, 12 Desember 2023.
“Kalau kami lihat bencana saat ini, memang masalah penanaman hal yang wajib dan tidak bisa ditunda. Pasalnya, bencana alam kita ini saat ini sebagian besar terutamanya karena hilangnya lahan di tutupan lahan,” ungkap Harnowo.
Dampak dari peningkatan lahan kritis di Pegunungan Kendeng terasa di beberapa daerah Pati yang mengalami banjir bandang.
Dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, Kecamatan Tambakromo dan Sukolilo dilanda banjir hebat yang berasal dari Pegunungan Kendeng, meskipun hujan belum mencapai puncak musimnya.
Di samping itu, banyak desa di Bumi Mina Tani juga menghadapi kekeringan selama musim kemarau. Utamanya Pati bagian selatan dan tenggara.
“Kalau kita lihat di musim kemarau kemarin kita disibukkan dengan adanya kekeringan di sana-sini. Kekurangan air, khususnya untuk konsumsi kebutuhan sehari-hari. Ketika musim hujan kita disibukkan dengan bencana banjir, tanah longsor di mana-mana,” katanya.
Menurut pengakuannya, jika situasi tersebut tidak segera ditangani, maka dapat menjadi lebih parah. Tentunya bencana yang datang tidak hanya banjir dan kekeringan.
“Kalau ini kita biarkan, bencana itu tidak hanya kekeringan dan kebanjiran. Bisa juga akan mengarah ke seperti di Jakarta polusi tinggi sekali,” ucap Harnowo.
“Akhir-akhir ini di Kabupaten Demak dan Pati wilayah utara itu bencana abrasi tanah, rob ini tinggi sekali. Ini disebabkan karena salah satunya pencairan es di Kutub sana. Ini semua disebabkan suhu kita semakin meningkat. Karena semua tutupan lahan semakin berkurang, akhirnya iklimnya meningkat,” jelasnya.
Ia berharap, masyarakat bersama stakeholder dapat bersinergi melakukan reboisasi di kawasan Pegunungan Kendeng yang gundul.
Selain itu, masyarakat juga dilarang melakukan penebangan pohon sembarangan dan membuang sampah sembarang, salah satunya di aliran sungai.
“Semua harus bersama-sama karena kami sendiri tidak bisa bekerja sendiri untuk bisa melakukan penanaman atau melaksanakan tutupan lahan. Dan kami harus menggandeng beberapa lembaga termasuk Kodim, masyarakat, dan terutama kesadaran dari beberapa masyarakat yang harus ditumbuhkan,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar