PATI – Mondes.co.id | Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pati menjelaskan terkait sumber dana penyelenggaraan Festival Budaya Jalur Rempah 2024 yang akan diselenggarakan dalam menyambut Hari Jadi Kabupaten Pati yang ke-701.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikbud Kabupaten Pati, Tulus Budiharjo melalui Sekretaris Disdikbud Kabupaten Pati, Paryanto menyampaikan bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) mendanai pelaksanaan kegiatan tersebut.
“Kementerian (Kemendikbud-Ristek) mau mendanai senilai yang diusulkan pemerintah daerah (Pemda), anggaran itu nantinya akan berasal dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) dan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kabupaten Pati,” katanya saat diwawancarai Mondes.co.id, beberapa hari yang lalu.
Ia menyebut jika anggaran dana senilai Rp200 juta tengah diusulkan ke Kemendikbud-Ristek. Nilai alokasi anggaran dari kedua sumber dana akan disamakan, sehingga apabila APBD Kabupaten Pati mampu mendanai Rp200 juta, maka dana dari kementerian juga sama.
“Tetapi kalau APBD Rp200 juta, maka APBN juga Rp200 juta. Kami menata kegiatan ini sedemikian rupa, kalau Pati mampu segitu, maka APBN juga sama,” terang Paryanto.
Menurutnya, pihak Pemda akan kewalahan jika acara sebesar itu disokong tanpa ada dukungan sponsorship. Pasalnya, Festival Budaya Jalur Rempah menjadi gelaran kegiatan akbar memperingati Hari Jadi Kabupaten Pati, sekaligus menyambut Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia.
“Kami terus terang, anggaran kolaborasi kementerian dan APBD terkait kebudayaan cukup banyak. Kami juga butuh support dari sponsorship, karena kegiatan melibatkan banyak masyarakat dan berlangsung panjang, biayanya lumayan gede,” katanya.
Ia menerangkan bahwa agenda ini tak lepas dari peran penting kementerian. Pasalnya, selama rangkaian kegiatannya, Kemendikbud-Ristek selalu ambil bagian, seperti menghadirkan narasumber kegiatan dan lain sebagainya.
“Katakanlah ada workshop dari kementerian, maka mendatangkan narasumber yang honornya dianggarkan dari APBN. Karena kalau dari APBD kurang cocok, karena kami gak punya akomodasi untuk honor narasumber. Maka, kita perlu memilah dan menata kontrol pelaksanaan kegiatan untuk memfokuskan kegiatan kepada rekan-rekan lintas budaya,” tutupnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar