PATI – Mondes.co.id | Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati menyampaikan bahwa tidak ada Anak Tidak Sekolah (ATS), sebagai dampak dari putusnya mereka mengenyam pendidikan di jenjang pendidikan keagamaan.
Menurut Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Pati, Ahmad Syaiku, tidak ada ATS di Kabupaten Pati pada lembaga pendidikan keagamaan karena faktor keterbatasan biaya.
“ATS yang putus sekolah di Kemenag tidak ada. Kalau sekarang ini sudah tidak ada yang putus sekolah karena faktor biaya,” tuturnya saat diwawancarai Mondes.co.id, Jumat (19/7/2024).
Ia menyebut bahwa berdasarkan data yang dihimpun oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati telah ada 7.408 ATS .
Menurutnya, ATS terjadi di Kabupaten Pati bukan karena masalah biaya melainkan karena minat yang bersangkutan untuk alasan bekerja.
“Kami pun menyadari bahwa situasunya terdapat 7.408 ATS di pemerintah daerah (Pemda). Jadi data real kami belum tahu untuk sekolah keagamaan yang putus akibat biaya, karena kebanyakan anak putus sekolah bukan karena biaya, melainkan pilihan untuk bekerja maupun merantau,” ucapnya saat ditanya awak media.
Pihaknya mengimbau supaya masyarakat dan orang tua sadar akan pentingnya pendidikan. Dengan pendidikan, maka generasi akan berguna bagi agama, nusa, dan bangsa.
“Imbauan kami dari konsep agama bahwa menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa harus dibekali pendidikan. Kita lihat maraknya tindak kejahatan di masyarakat, seperti tawuran, narkoba dan lain sebagainya karena latar belakang kurang pemahaman pada pendidikan,” ujar Ahmad Syaiku.
Menurutnya, sekolah dapat mengarahkan seseorang menjadi pribadi yang baik. Untuk itu, orang tua selalu didorong agar menitipkan sang anak ke lembaga pendidikan.
“Sekolah itu dalam rangka menjadi pribadi yang baik, maka kami dorong orang tua menitipkan anak di lembaga pendidikan. Saya yakin mencari rizki tujuannya membiayai anak belajar, maka Allah akan membukakan jalan,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar