PATI – Mondes.co.id | Petani jagung di Kabupaten Pati kini mengeluhkan kondisi harga yang naik turun.
Pada masa panen jagung sejak Agustus lalu, kondisi harga jagung sangat membingungkan petani karena harga yang tidak stabil.
Menurut penuturan petani jagung asal Desa Pasuruhan, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Muhid, harga jagung berada di angka Rp3 ribu sampai dengan Rp5 ribu per kilogram.
Ia menjelaskan, harga jagung pipil kering Rp5.100 per kilogram, sedangkan harga jagung basah Rp4.100 per kilogram.
Namun, harga sewaktu-waktu mengalami penurunan. Beberapa hari yang lalu saja, menurutnya harga jagung menjadi Rp3.600 sampai Rp3.900 per kilogram untuk kondisi basah.
Sementara, harga jagung berada di angka Rp4.700 per kilogram hingga Rp5.000 per kilogram untuk kondisi kering.
“Kemarin harganya turun, jagung kering kurang dari Rp5 ribu. Sedangkan, harga jagung basah kemarin di bawah Rp4 ribu,” ucapnya saat dihubungi Mondes.co.id beberapa waktu lalu.
Senada dengannya, petani asal Kecamatan Kayen lainnya, Warni pun menyayangkan harga jagung yang tidak terkontrol.
“Saya menanam jagung dan beberapa tanaman lainnya, seperti kacang, padi dan lain-lain. Untuk jagung sudah selesai, sayangnya harga turun gak stabil,” tuturnya saat diwawancarai, Rabu, 18 September 2024.
Di samping itu, salah satu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati, Masrukan mengatakan, selama sepekan ini belum ada kenaikan harga yang sesuai harapan petani.
“Harga belum sesuai dengan harapan petani, selalu naik turun,” ucap PPL yang bertugas di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kayen saat dikonfirmasi.
Diketahui, Kabupaten Pati sendiri cocok untuk ditanami jagung berbagai varietas. Apalagi di wilayah bagian selatan dan saat musim kemarau.
Ia menyebut, varietas jagung yang dibudidayakan oleh petani Bumi Mina Tani, antara lain Bisi 212, Bisi 18, Pioneer 21, Pioneer 27, dan NK Perkasa
“Jagung di sini mulai dari Bisi 212, Bisi 18, NK Perkasa, P 21, dan P 27,” sebutnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
9 bulan lalu
Sedang tidak berpihak pada sektor pertanian maklum habis pilihan