PATI – Mondes.co.id | Dengan hati yang berat, keluarga asal Desa Srikaton, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati berjuang untuk kesembuhan putra kecilnya yang lahir dengan penyakit kelainan jantung.
Setiap hari, tangisan balita tersebut menggema di rumah sederhana mereka, menggambarkan penderitaan yang dialaminya.
Sayangnya, kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan, membuat mereka tak mampu menanggung biaya pengobatan yang sangat dibutuhkan.
Kini, harapan mereka terletak pada uluran tangan dermawan untuk memberikan kesempatan hidup yang lebih baik bagi sang buah hati.
Suparwi selaku kepala keluarga menuturkan bahwa sang anak menderita Tetralogy of Fallot.
Sang anak malang itu bernama Fatir yang lahir pada 22 Februari 2024. Ia bercerita bahwa anak bernama lengkap Febriansyah Abdul Fatir itu, saat lahir mengalami kondisi berbeda dari bayi pada umumnya.
Kondisi fisik Fatir tampak membiru karena tekanan darah menumpuk di sekujur tubuhnya.
Ia mengatakan bahwa sang buah hati terlihat aktif biasa, tetapi jika menangis berwarna biru.
Hal ini disebabkan anak kekurangan pasokan oksigen di dalam tubuhnya karena kekurangan pembuluh darah.
“Kalau saat situasi normal ya aktif biasa, tapi kalau nangis selalu biru karena kurang oksigen, katanya di tubuhnya kurang pembuluh darah. Kalau pas nangis tangan dan kaki berwarna biru,” jelas Parwi didampingi sang istri, Sutarni.
Lantaran kondisi keuangan tidak memadai, ia kesulitan mencari dana untuk operasi. Bahkan, dirinya merelakan harta benda ludes dijual demi kesembuhan sang balita.
“Kami sampai rela menjual tumpukan gabah dan sepeda motor hanya untuk menyelamatkan nyawa anak saya. Saya juga memohon bantuan bagi siapapun untuk membantu kami demi membantu pengobatan anak,” ucapnya.
Saat ini, pengobatan tertunda karena tidak ada biaya. Beberapa kali langkah penanganan dilakukannya mulai dari Pati sampai ke Semarang. Bahkan, saat ini sedang berencana melakukan operasi ke Ibu Kota.
“Saat lahir di RS Budi Agung Juwana anak saya sudah biru seluruh badan, menangisnya gak keras, kemudian terdiam gak kayak bayi lain. Setelah itu pihak rumah sakit tersebut mengarahkan kami untuk langkah pemeriksaan ke RS Mitra Bangsa Pati,” ungkapnya saat diwawancarai di kediamannya, Sabtu (13/7/2024).
Saat itu juga sang anak diinkubator, kemudian pihaknya disarankan melarikan anak ke RS Mitra Bangsa guna penanganan lebih lanjut.
Pihak tenaga medis pun melakukan rontgen kepada anak. Lalu sang anak selama 5 hari melangsungkan penanganan di rumah sakit tersebut pada Februari lalu.
“Di Mitra Bangsa di-rontgen kemudian dirawat di sana di layanan spesialis jantung anak. Anak kami pun didiagnosa, saran dari dokter disuruh membawa ke RS Kariadi Semarang,” ucapnya kepada awak media.
Ia menjalani perawatan opname dengan kontrol rutin selama 4 bulan di RS Kariadi. Namun, pihak rumah sakit sulit melalukam operasi, sehingga merujuk supaya melakukan operasi bedah di rumah sakit Jakarta.
“Opname dipacu pada 11 Juni kemarin selama empat kali. Ketika mau dioperasi bedah, saat diteropong alatnya tidak bisa lantaran penyempitan jantung,” urainya.
Sementara, perangkat desa setempat, Lasmidi menuturkan jika pihaknya sedang mencari donatur untuk membantu pengobatan.
“Warga kami semalam dari sejumlah RT dan RW dari Dukuh Gerdu dan yang lainnya memberikan bantuan, dan nanti masih ada lagi dari beberapa pihak yang sudah saya kontak. Kalau biaya operasi senilai Rp600 juta untuk penyakit ini, belum lagi biaya operasional lainnya, nanti untuk meminimalisir pengeluaran, saya siap menyopirinya dengan tenaga saya sendiri,” ujarnya mendampingi keluarga sang bayi.
Bahkan penderitaan yang dialami Suparwi sekeluarga disampaikan ke Camat Jaken, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak & Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Kabupaten Pati, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Pati, dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pati.
Di samping itu, warga telah berupaya menggalang donasi membantu ongkos pengobatan.
“Kami pihak pemerintah desa sudah berupaya mensupport dan mendampingi Pak Suparwi sekeluarga. Kami juga telah menjalin koordinasi dengan PMI, Baznas, Camat, Dinsos dan beberapa awak media, serta warga desa kami. Kemarin warga kami menggalang donasi dan sudah terkumpul beberapa,” ujarnya.
Sejauh ini, belum ada upaya tindak lanjut dari dinas setempat. Namun, pihaknya masih mengupayakan yang terbaik untuk kesembuhan Fatir.
“Kami membantu dari segi pendampingan dan administrasi ke keluarga untuk kesembuhan,” tandas Lasmidi.
Di lain sisi, Dinsos P3AKB Kabupaten Pati melalui Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Jaminan Sosial Dinsos P3AKB Pati, Tri Haryumi merespons adanya kejadian iba itu.
Ia menyarankan agar pihak keluarga menyerahkan sejumlah persyaratan administrasi.
“Silahkan diurus menyertakan KK dan KTP dulu,” ungkapnya ketika dikonfirmasi.
Sebagai informasi, Tetralogy of Fallot merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh kombinasi dari empat cacat jantung yang hadir pada saat lahir.
Tetralogy of Fallot menyebabkan darah kekurangan oksigen mengalir keluar dari jantung dan ke seluruh tubuh.
Faktor risiko meliputi penyakit virus seperti rubella selama kehamilan, ibu yang mengonsumsi alkohol, atau riwayat keluarga dari kondisi tersebut.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar