PATI – Mondes.co.id | Kabupaten Pati merupakan salah satu daerah yang seringkali dilanda bencana alam, terutama banjir ketika musim penghujan datang. Pasalnya, beberapa kawasan hulu telah kehilangan area resapan air yang datang dari guyuran hujan, sehingga aliran air akan turun membanjiri kawasan hilir.
Selain banjir yang sempat melanda Pati bebepara bulan yang lalu, bencana alam lain datang berupa kekeringan ekstrem di masa-masa musim kemarau. Diketahui, musim kemarau tahun 2023 ini cukup panjang, berlangsung sejak Juni hingga Oktober 2023.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati kerap mengimbau masyarakat supaya waspada akan datangnya bencana dalam bentuk apapun. Menurut keterangan Martinus Budi Prasetya selaku Kepala BPBD Kabupaten Pati, kewaspadaan itu seharusnya diantisipasi masyarakat untuk bersikap ramah terhadap lingkungan, terutama menjaga kelestarian hutan.
Ia mengatakan, masyarakat kekurangan persediaan air bersih di kala kekeringan menghantui Bumi Mina Tani. Faktor utama penyebab kekurangan air adalah hilangnya sumber air yang ada di kawasan hutan. Pasalnya, saat ini di lereng pegunungan jarang ada tanaman berakar keras yang memungkinkan dapat menyimpan cadangan air.
“Salah satu penyebabnya adalah kerusakan hutan, sebab utamaya itu di lereng Muria maupun Kendeng, Fungsi hutan harusnya jadi pelindung untuk penahan air dan longsor,” ujarnya dalam memandang antisipasi terjadinya banjir.
“Kemudian air yang ditahan oleh akar-akar pohon di hutan jadi diresap dan keluar dalam bentuk mata air. Kini kelangkaan pohon menyebabkan semakin berkurangnya sumber mata air, karena telah berubah jadi tanaman semusim, seperti jagung,” jelasnya menanggapi permasalahan datangnya kekeringan di Kabupaten Pati.
Pihaknya meminta masyarakat mengembalikan fungsi hutan supaya mampu memberi pengamanan ketika datangnya musim penghujan dan musim kemarau. Bahkan ia memperingatkan masyarakat jika sebentar lagi musim hujan datang, dikhawatirkan banjir datang lagi.
“Itu harus kita sikapi serius untuk kembalikan fungsi hutan lindung supaya cukup memberikan pengamanan ketika musim hujan dan mengurangi longsor. Sedangkan pada musim kemarau kebutuhan air sumbernya sudah hilang, maka perlu kita pulihkan,” pesannya.
Ia berharap, generasi yang akan datang di Kabupaten Pati tidak akan mengalami masalah yang sama seperti tahun ini maupun sebelumnya yang kesulitan air di musim kemarau dan jadi korban banjir pada musim penghujan.
“Generasi ke depan harapannya tak kesulitan air dan kebanjiran saat musim hujan,” ujarnya kepada Mondes.co.id, Jumat, 13 Oktober 2023.
Sebagai informasi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat memprediksi puncak musim kemarau datang pada Agustus sampai September, dan musim penghujan akan berlangsung Oktober sampai April. Namun kenyataannya, Oktober 2023 ini masih berada di musim kemarau yang cukup parah.
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar