JEPARA – Mondes.co.id | Tampak ember-ember dan drum penampungan air berjejer di sepanjang jalan.
Masyarakat mengantre untuk mendapatkan kiriman air bersih dari tangki Perumda Tirta Jungpara atau PDAM Jepara.
Pemandangan ini, terlihat setiap musim kemarau panjang di Desa Kedungmalang, Kecamatan Kedung seperti sekarang ini.
Air bersih menjadi barang mewah yang harus diusahakan untuk mendapatkannya.
Jika tidak mencukupi, mereka harus membeli air kepada para penjual air keliling.
Saat musim kemarau, dipastikan PDAM tidak bisa mengalir sampai ke rumah warga.
Sunaji (47), warga Desa Kedungmalang RT 4 RW 2, mengaku sudah bertahun-tahun mengalami kesulitan air bersih.
Padahal, warga telah menjadi pelanggan PDAM sejak 20 tahun lalu.
Sudah menjadi hal yang biasa, ketika masyarakat di sana harus menunggu air kiriman truk PDAM atau membeli sendiri untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
”Bisanya dikirimi air, kalau tidak cukup beli air sendiri,” ungkapnya, Jumat (8/8/2025).
Untuk bisa mencukupi air bersih kepada masyarakat, Pemdes Kedungmalang sempat membuatkan sumur dengan kedalaman 85 meter.
Namun, air belum bisa dioptimalkan penggunaannya karena asin.
Ia juga mengeluhkan kebijakan penarikan biaya PDAM.
Padahal, air ini telah lama tidak mengalir. Bahkan, dalam sebulan, tagihan air di rumahnya bisa sampai Rp60 ribu.
“Bulanan sampai Rp60 ribu, masih bayar, meski mati tetap bayar,” katanya.
Untuk bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya, Sunaji dan keluarga biasanya memilih untuk membeli air bersih.
”Keseharian beli air, Rp20 ribu mendapat 120 – 150 liter, Per 15 liter dihargai Rp3 ribu,” ungkapnya
Kesulitan air bersih juga disampaikan, Tarmaji (70) warga di RT 3 RW 3.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya berbeda dengan Sunaji, Tarmaji memilih untuk mencampur air sumur dengan air yang dibeli secara mandiri.
”Sudah macet total RT 3 RW 3, biasanya menggunakan air sumur dicampur air beli satu songkro (gerobak dengan isi 13 galon 15 literan) harga Rp21 ribu, Air PDAM sudah mati bertahun-tahun, meskipun mati tetap bayar,” ungkap Tarmaji.
Pelaksana Tugas Direktur Perumda Tirta Jungporo, Zamroni Lestiaza membenarkan kondisi Kedungmalang yang kekurangan air bersih karena air dari perusahaan daerah tersebut tidak bisa mengalir sampai wilayah tersebut.
Kondisi ini memang telah terjadi bertahun-tahun, karena sumber air dari Bendungan Bungpis di Desa Gerdu, Kecamatan Pecangaan tidak mampu mencukupi kebutuhan pelanggan di Desa Karangaji dan Kedungmalang
”Untuk memenuhi kebutuhan warga, Perumda Tirta Jungporo melakukan droping air bersih setiap hari ke warga di sana,” bebernya.
Perumda juga masih berupaya mengoptimalkan sumur yang ada di Desa Gedangan, Kecamatan Welahan, agar distribusi air di wilayah-wilayah tersebut lancar.
”Tahun ini kami upayakan investasi sumur-sumur baru di sekitar wilayah tersebut, sehingga kebutuhan air bersih terpenuhi,” ungkap Zamroni.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar