PATI – Mondes.co.id | Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati, dr. Aviani Tritanti Venusia melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Pati, Salis Diah Rahmawati menjelaskan faktor-faktor penyebab risiko seseorang terkena gondong.
Di antaranya yakni belum mendapat vaksin MMR yang berfungsi mencegah penyakit campak, rubella, dan gondongan.
Kemudian, memiliki daya tahan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS, pengguna obat kortikosteroid dalam jangka panjang, dan sedang pengobatan kemoterapi.
Selain itu, faktor lainnya dipengaruhi oleh aktivitas seseorang yang tertular akibat tinggal atau bepergian ke daerah yang memiliki banyak kasus gondongan.
Risiko paling besar terkena penyakit dengan nama lain mumps pada usia 2 hingga 12 tahun.
Sebagai upaya pencegahan, ia pun mengimbau masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Kami mengimbau masyarakat untuk menerapkan PHBS salah satunya rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan orang lain. Lalu menerapkan etika batuk dan bersin seperti menutup mulut dan hidung dengan tisu, menggunakan masker, serta segera memeriksakan diri jika mengalami gejala penyakit ke fasilitas kesehatan terdekat,” ujarnya.
Ditegaskannya bahwa penyakit yang disebabkan Virus Paramyxovirus ditularkan melalui droplet pernapasan yang menyebar melalui udara atau kontak langsung, sehingga penularan dapat terjadi dengan air liur saat berbicara, batuk, dan bersin.
“Virus Paramyxovirus ditularkan melalui droplet pernapasan yang menyebar melalui udara atau kontak langsung. Sehingga kondisi cuaca di musim penghujan ini tidak mempengaruhi maraknya penyakit gondongan yang menjangkit anak-anak usia sekolah,” urainya.
Di Kabupaten Pati mengalami peningkatan penyakit gondongan yang signifikan, terutama pada anak usia sekolah, yang mana sekolah merupakan tempat berisiko terhadap penyakit menular.
Itu mengapa, perilaku hidup bersih dan sehat sangat mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh, sehingga perlu diterapkan di rumah, sekolah, maupun tempat kerja supaya tercipta masyarakat yang sehat.
Sebagai informasi, penyakit yang disebabkan oleh Virus Paramyxovirus itu mulai terjadi peningkatan pada Oktober dan November 2024 ini.
Pasalnya, ditemukan banyak kasus yang terjadi di Kabupaten Pati.
“Benar, penyakit gondongan yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Pati memang mengalami peningkatan yang cukup signifikan, terutama pada anak usia sekolah, di mana sekolah merupakan tempat yang sangat berisiko terhadap penularan penyakit,” ungkapnya.
Dinkes Kabupaten Pati memaparkan bahwa kasus gondongan sampai saat ini sudah menjangkit 216 orang di Bumi Mina Tani.
Dari rinciannya 115 kasus di antaranya usia 5 sampai 9 tahun dan 63 kasus di antara usia 10 sampai 14 tahun.
Lebih lanjut, 14 kasus menjangkit usia 1 sampai 4 tahun, 6 kasus menjangkit usia 15 sampai 19 tahun, 16 kasus menjangkit usia 20 sampai 44 tahun, dan 2 kasus sisanya menjangkit usia 45 sampai 54 tahun.
Sehingga, usia 5 hingga 9 tahun serta usia 10 sampai 14 tahun yang notabene usia anak sekolah, jauh lebih berisiko terjangkit gondongan.
“Berdasarkan laporan yang masuk di Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, kasus gondongan banyak terjadi di bulan Oktober sampai November. Berdasarkan data yang masuk di Dinas Kesehatan Kabupaten Pati sampai dengan tanggal 28 November 2024 pukul 11.00 WIB, jumlah kasus suspek mumps alias gondongan sebanyak 216 orang, yang didominasi anak usia sekolah,” paparnya saat diwawancarai Mondes.co.id.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar