Kandungan Rhodamin Masih Banyak Beredar, Pemkab Pati Terus Pantau Produsen Pembuatan Terasi

waktu baca 3 menit
Sabtu, 6 Jul 2024 17:13 0 394 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati senantiasa mengawasi produk-produk olahan Industri Kecil Menengah (IKM), termasuk produk unggulannya, yakni terasi.

Menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, Hadi Santosa, menyampaikan bahwa produk unggulan dari Bumi Mina Tani ialah terasi, yang terkenal dengan rasanya yang enak daripada produk terasi dari daerah lain.

Namun, beberapa produk terasi itu masih banyak yang mengandung bahan rhodamin.

Ia mengungkap bahwa produk terasi dari berbagai IKM di Kabupaten Pati masih mengandung bahan berbahaya itu.

Hal ini diketahui usai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan uji sampel. Padahal penggunaan zat ini dalam makanan telah dilarang berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85.

Pihaknya selalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pembuatan terasi yang baik dan benar. Apalagi, rhodamin adalah pewarna sintetis yang umum digunakan dalam industri tekstil dan kertas.

“Kami, Pemerintah Kabupaten Pati, melalui dinas terkait terus berupaya meminimalisir masalah ini dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan-pelatihan mengenai pengolahan terasi yang baik dan benar,” ujarnya, Sabtu (6/7/2024).

Berdasarkan catatan Disdagperin Kabupaten Pati, terdapat 20 IKM produsen terasi yang besar di Kabupaten Pati, bahkan produknya sudah merambah ke ranah ekspor.

Setiap bulan, produsen terasi mampu menghasilkan 300 ton per bulan.

“Hampir 300 ton per bulannya, juga sudah ada yang diekspor dengan nilai yang cukup besar pula. Jadi, harapan kita produk unggulan ini bisa mengangkat nama Pati,” sebut Hadi.

BACA JUGA :  442 Siswa SD/MI se-Jateng Unjuk Kebolehan di Kacer, Berikut Juaranya

Sebagai informasi, Pemkab Pati telah bersinergi dengan BPOM, guna mengawasi produk-produk sejak 2021 lalu. Kerja sama itu tertuang pada nota kesepahaman tentang Pengawasan dan Pembinaan Obat & Makanan.

Beberapa lokus program keterpaduan keamanan pangan pun mulai kena intervensi sejak 2022, meliputi Desa Pangan Aman di Dukuhseti dan Klakahkasiyan (Gembong), Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas di Pasar Puri Baru. Serta sebanyak 38 sekolah menjalankan Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS) Aman.

Lebih lanjut, Sekretaris Daerah (Sekda) Pati, Jumani menyinggung hasil penelitian sampel BPOM, bahwa masih banyak produk pangan yang beredar di masyarakat mengandung bahan berbahaya seperti boraks, formalin, metanil yellow, pewarna tekstil, dan rhodamin B.

“Di Kabupaten Pati, produk pangan unggulan yang terkenal adalah olahan berbahan dasar ikan, terutama terasi yang sangat digemari oleh masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu memastikan bahwa produk terasi yang dikonsumsi aman dan berkualitas,” ungkap Jumani.

Ia berharap ada upaya yang tepat untuk melengkapi dan menyempurnakan peningkatan kualitas daya saing produk olahan bahan pangan, khususnya terasi yang diproduksi oleh IKM Kabupaten Pati.

“Di antaranya melalui peningkatan kesadaran pelaku usaha produsen terasi di Kabupaten Pati agar senantiasa konsisten mematuhi ketentuan dalam rangka menghasilkan produk terasi yang berkualitas . Dan mejadikan produk terasi di Pati berdaya saing dengan produk terasi di daerah lain, sehingga bisa mengangkat perekonomian di masyarakat,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini