Jembatan Juwana Saksi Perjuangan Berdarah di Pantura Timur, Gagal Diledakkan Berkali-kali

waktu baca 2 menit
Sabtu, 6 Agu 2022 03:11 1 1629 mondes

PATI – Mondes.co.id | Jembatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, adalah salah satu saksi sejarah perjuangan tentara dan rakyat Indonesia, khususnya di daerah Pantura Timur.

DBHCHT TRENGGALEK

Jembatan Juwana saat ini dalam tahap pembongkaran untuk dibangun ulang, yang mulai digeber pengerjaannya pada Rabu (20/7/2022).

Proyek pembongkaran dan penggantian ulang ini penting. Mengingat jembatan berjenis jembatan Callender Hamilton (CH) ini sudah berusia lebih dari 50 tahun, sejak dibangun.

Pegiat Sejarah Pati, Ragil Haryo mengatakan, jembatan tersebut diperkirakan dibuat saat pendudukan Jepang.

“Saya kira itu bukan buatan Belanda, tetapi Jepang. Karena proyek Jalan Pos Raya, tidak membuat hanya melebarkan dan menghaluskan serta membuat saluran air,” ujarnya, Sabtu (6/8/2022).

Saat Agresi Militer Belanda ke 2, Jembatan Juwana beberapa kali direncanakan untuk dihancurkan.

Hal ini sesuai dengan perintah siasat satu Jenderal Sudirman, yakni bumi hanguskan akses yang dapat menjadi mobilitas pasukan penjajah Belanda.

“Sempat mau diputuskan diledakkan jembatan itu, pada masa Agresi militer Belanda 2,” ungkap Ragil.

Percobaan pertama untuk menghancurkan Jembatan Juwana terjadi pada bulan Desember tahun 1948.

Saat itu, tentara Belanda mencoba memasuki Kota Juwana dari dua arah yakni dari utara dan selatan.

“Dari Utara yakni Pegunungan Muria dan dari selatan yakni Todanan, Kabupaten Blora,” ungkapnya.

Melihat pasukan Belanda ini, pasukan Indonesia yang kala itu masih bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Laut, bergerak mengundurkan diri.

Pasukan yang dipimpin Kapten Socharno ini pergi ke arah utara di area pertambakan.

BACA JUGA :  Door To Door, Petugas Gabungan di Kradenan Blora Lakukan Vaksinasi PMK

Sebelum pasukan mengundurkan diri, beberapa anggota TKR Laut di bawah pimpinan Letnan Sumardjo ditugaskan untuk menghancurkan Jembatan Juwana. Namun, tugas ini gagal dilaksanakan.

“Karena pasukan Belanda telah lebih dulu masuk ke Kota Juwana. Pertempuran sengit antara TKR Laut dan tentara Belanda pun terjadi,” ungkapnya.

Diungkapkannya, tentara Belanda saat itu sudah tahu kalau di Jembatan Juwana dipasang alat peledak.

Sehingga, Belanda mengerahkan pasukan tank dengan melalui Sungai Juwana.

“Kemungkinan ada penghianat saat itu, sehingga informasi bocor dan sampai ke tentara Belanda,” tuturnya.

Percobaan penghancuran Jembatan Juwana kembali dilakukan oleh tentara kemerdekaan Indonesia pada akhir tahun 1949.

Lantaran kala itu, di dalam kota Rembang masih terdapat sejumlah pasukan Belanda yang hendak melintasi Jembatan Juwana untuk masuk wilayah Pati.

“Sepanjang jalur Tugu Brimob dipasang ranjau begitu juga di Jembatan Juwana telah dipasang peledak,” terangnya.

Hanya saja, saat pasukan Belanda melintasi Jembatan Juwana. Trek bom atau pemicu bom yang telah dipasang pasukan TKR Darat tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

“Pasukan Angkatan Darat yang bertugas untuk meledakkan jembatan tersebut mengalami kegagalan dengan macetnya trek bom yang telah dipersiapkan sebelumnya,” sebutnya. (Dr)

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Sarafina
    3 tahun  lalu

    Terimakasih buat informasi sejarah ????
    Gusti Amberkahi

    Balas
LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini