Jateng Perkuat Kerja Sama dengan BKHIT, Tingkatkan Ekspor Unggulan

waktu baca 4 menit
Rabu, 22 Okt 2025 15:40 0 74 Dian A.

SEMARANG – Mondes.co.id | Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan memperkuat sinergisitas dengan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Jawa Tengah untuk meningkatkan ekspor produk unggulan.

DBHCHT TRENGGALEK

Dalam waktu dekat, Jawa Tengah akan melepas ekspor produk unggulan hewan, ikan, dan tumbuhan dalam jumlah besar ke berbagai negara.

Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Jawa Tengah, Willy Indra Yunani, mengatakan perhatian Gubernur Ahmad Luthfi terhadap ekspor produk hewan, ikan, dan tumbuhan, sangat besar.

“Beliau sangat concern bagaimana produk-produk tersertifikasi untuk ekspor dari Jawa Tengah. Balai karantina Jateng akan ada go export. Nanti akan dilepas gubernur dan kepala badan. Agendanya awal November,” kata Willy usai bertemu Ahmad Luthfi di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, baru-baru ini.

Dijelaskan, potensi ekspor untuk sektor produk hewan, ikan, dan tumbuhan, di Jawa Tengah sangat besar.

Komoditas dari tiga sektor tersebut terus mencatatkan hasil ekspor yang signifikan.

“Negara tujuan ekspor ada Amerika, Tiongkok, dan beberapa negara Asia lainnya,” ungkap Willy.

Dikatakan, jumlah sertifikasi ekspor di Jawa Tengah periode Januari-September 2025 antara lain karantina hewan ada 448 sertifikasi, karantina ikan 2.548 sertifikasi, dan karantina tumbuhan 15.809 sertifikasi.

Adapun komoditas unggulan karantina hewan terdiri atas sarang burung walet sebanyak 35,386 kg senilai Rp1,27 triliun.

Ada 14 negara tujuan ekspor sarang burung walet, termasuk China, AS, Jepang, Australia.

Komoditas lainnya adalah bulu bebek, kulit kambing, minyak jelantah, dan tokek konsumsi juga mencatat volume ekspor signifikan.

BACA JUGA :  Ada 14 Titik di Jepara Diperbolehkan untuk Lokasi Berdagang PKL

Menurut Willy, komoditas unggulan karantina ikan terdiri atas cumi-cumi (9,5 juta Kg, Rp427,9 miliar), udang, layur, tuna, rajungan, dan rumput laut.

Negara tujuan ekspor komoditas ikan lebih dari 15 negara, termasuk Jepang, Korea Selatan, Portugal, dan Selandia Baru.

Sedangkan komoditas unggulan karantina tumbuhan ada kayu olahan (11,1 juta m³ senilai Rp1,36 triliun), kayu albasia, sengon, veneer, kayu lapis, serta bunga melati segar yang diekspor ke berbagai negara di Asia, Eropa, hingga Afrika.

“Kayu olahan kita banyak diminati di mancanegara. Untuk bidang ikan ada ikan segar, cumi, udang. Hampir setiap hari ada pengiriman ke negara tujuan yang tersertifikasi,” kata Willy.

Terkait ekspor produk ke Amerika Serikat, Willy mengatakan, tidak banyak terpengaruh oleh kebijakan Donald Trump.

Secara ekonomi, produk yang ada sekarang, terutama yang dikeluarkan dari Jawa Tengah tidak terpengaruh.

Grafik pengiriman ekspor juga masih signifikan.

“Ekspor ke Amerika itu banyak kayu olahan dan furnitur. Amerika butuh produk itu dari kita, kayu olahan yang sudah berbentuk mebel,” katanya.

Gubernur Ahmad Luthfi dalam audiensi tersebut mengatakan, di tengah tantangan global, ekspor dari Jawa Tengah masih cukup bagus.

Khususnya untuk produk hewan, ikan, dan tumbuhan. Tentunya hal itu harus terus didukung, dijaga, dan ditingkatkan.

“Sinergi antara Pemprov Jateng dengan Balai Karantina kita dorong untuk hal ini,” kata Ahmad Luthfi.

Ia menyebut ekspor dan investasi menyumbang sekitar 85 persen dari penggerak ekonomi daerah.

“APBD hanya berkontribusi 15 persen. Sisanya, kekuatan ekonomi ada di tangan para pelaku usaha dan investor,” tuturnya.

Ia juga menyoroti pengembangan kawasan industri seperti KITB Batang, Kawasan Industri Kendal, dan sejumlah kawasan lainnya yang mampu menciptakan pusat-pusat ekonomi baru.

BACA JUGA :  Kendeng Ditambang, DPRD Sebut Pati Gigit Jari

“Kami juga mendorong konektivitas antar wilayah seperti Solo Raya, Semarang Raya, Pati Raya, hingga Banyumas Raya untuk pemerataan ekonomi,” jelasnya.

Terkait tren global ekonomi hijau, Gubernur memperkenalkan program Rengganis Pintar (Revitalisasi Green Industry untuk Peningkatan Ekspor Jawa Tengah) sebagai langkah nyata mendorong industri berkelanjutan.

“Uni Eropa dan negara lain tertarik karena kita sudah mulai menerapkan ekonomi hijau. Ini peluang besar yang harus kita tangkap,” ujarnya optimistis.

Ahmad Luthfi berharap seluruh pelaku usaha di Jawa Tengah memanfaatkan momentum ini, untuk meningkatkan ekspor dan memperkuat daya saing global.

“Tugas saya itu seperti manajer marketing, tukang jualan Jawa Tengah. Saya ingin dunia tahu bahwa Jawa Tengah siap bersaing,” katanya disambut tepuk tangan peserta.

Acara tersebut turut dihadiri di antaranya, Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo, Wakil Bupati Rembang HM Hanies Cholil Barro’, Ketua GPEI Ade Siti Muksodah, Ketua Kadin Jawa Tengah Harry Nuryanto Soediro, jajaran kepala OPD, pelaku industri, sponsor perbankan, serta perwakilan buyer internasional.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini