PATI – Mondes.co.id | Jalan penghubung antara Kabupaten Pati menuju Kabupaten Grobogan, tepatnya di wilayah Kecamatan Kayen terputus akibat banjir parah yang melanda kawasan tersebut.
Diketahui, banjir terjadi imbas hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi lama sejak Rabu, 13 Maret 2024 dini hari.
Menurut keterangan Martinus Budi Prasetya selaku Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, kondisi banjir yang melanda hilir Kecamatan Kayen dikarenakan air bawaan dari daerah desa di hulu, seperti Desa Sumbersari dan Slungkep. Meski begitu, ia meyakini bahwa banjir seperti ini merupakan bencana tahunan yang ada di Pati bagian selatan.
Titik terparah banjir berada di Alun-alun Kayen dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kayen yang merupakan titik pusat wilayah Kayen itu sendiri.
“Banjir yang terjadi di Alun-alun Kayen ini merupakan tahunan. Untuk kali ini disebabkan karena air dari daerah Kayen atas (Desa Sumbersari dan Desa Slungkep) terjun langsung ke bawah apalagi tepat di bawah ada RSUD Kayen,” ungkapnya ketika dikonfirmasi.
Menurut pandangannya, cuaca menjadi faktor utama karena hujan yang terus terjadi menyebabkan genangan semakin meluas. Ditambah, lingkungan setempat tak mendukung optimalisasi saluran air sebagaimana mestinya.
“Saluran air di area Alun-alun Kayen tak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan terjadinya banjir,” kata Budi, sapaannya.
Kepala BPBD Kabupaten Pati itu menegaskan, tidak berfungsinya hutan selayaknya daerah tangkapan air, berpotensi jadi alasan kenapa banjir bandang selalu menerjang Kabupaten Pati. Terlebih, tanaman keras di Pegunungan Kendeng sudah berganti dengan komoditas tanaman semusim.
“Hutan yang harusnya jadi fungsi pelindung tangkapan air sudah beralih. Kini tanamannya menjadi tanaman semusim,” ucapnya.
Untuk itu, ia berharap supaya ada upaya penghijauan kembali di kawasan Pegunungan Kendeng agar lahan kritis dapat tertutupi oleh tanaman yang mampu menangkap laju air dari hulu. Sehingga mencegah terjadinya banjir bandang ke permukiman warga.
“Saya berharap banjir di area Pati selatan yang sering terjadi tiap tahun ini dapat teratasi,” tuturnya.
Jalur penghubung dua kota itu pun sempat mengalami lumpuh. Pasalnya ketinggian air yang mencapai lutut orang dewasa sangat mustahil dilalui oleh kendaraan roda dua dengan aman. Hal ini dirasakan oleh pengguna jalan, Vita (25)
Menurut wanita asal Sukolilo itu, ia sempat mengalami kesulitan melalui lintasan yang baisa dilewatinya saat berangkat kerja. Namun, dirinya tetap nekad sehingga memaksakan diri
“Saya dari Sukolilo ke Tambakromo mau kerja. Ini saya nekad menerobos , makanya bisa lewat,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa banyak kendaraan roda dua, khususnya motor bebek dan matic yang tak berani melintas karena takut mogok.
“Kalau kondisi seperti ini motor laki bisa menerobos, tetapi kalau motor matic gak bisa,” pungkasnya.
Dalam pantauan, sejumlah warga daerah tersebut yang hendak beraktivitas,s ampai dibantu oleh petugas BPBD setempat menggunakan perahu.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar