Inovasi Jenius, Limbah Tembakau Disulap Jadi Pestisida hingga Obat Gatal

waktu baca 2 menit
Selasa, 8 Jul 2025 15:28 0 61 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Siapa sangka, tumpukan limbah tembakau yang selama ini terabaikan, kini menjelma jadi produk bernilai tinggi dan ramah lingkungan.

Ramuntani (42), sosok visioner dari Desa Pragu, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, yang berhasil memukau juri dan meraih Juara 1 dalam Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Provinsi Jawa Tengah.

Inovasi brilian Ramuntani ini lahir dari kepeduliannya terhadap melimpahnya limbah pertanian tembakau yang belum termanfaatkan optimal.

“Dari tahun 2010 sampai 2025, lahan tembakau di daerah ini semakin luas, dari hanya 10 hektare hingga mendekati 10 ribu hektare. Limbah seperti batang, sriwil, dan bunga tembakau sangat melimpah, namun tidak termanfaatkan,” ungkap Ramuntani, menjelaskan latar belakang idenya.

Bersama tim Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) Desa Pragu, sejak tahun 2024 Ramuntani mulai melakukan riset mendalam. Hasilnya sungguh mencengangkan.

Batang tembakau kini disulap menjadi asap cair serbaguna yang berfungsi ganda sebagai pestisida hayati sekaligus obat gatal.

Arang dari batang tembakau diolah menjadi briket, sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Sriwil (sisa daun tembakau) difermentasi menjadi Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) alami yang bermanfaat bagi pertanian.

Tak ketinggalan, bunga tembakau melalui proses penyulingan, menghasilkan cairan istimewa bernama Tobacco Flower Water yang diklaim ampuh meredakan gatal akibat gigitan serangga.

Keberhasilan Ramuntani ini mendapat apresiasi tinggi dari Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinpermades) Kabupaten Rembang, Slamet Haryanto.

Menurutnya, inovasi ini adalah bukti nyata peran vital Posyantek dalam mendorong pemanfaatan teknologi di tingkat desa.

BACA JUGA :  Sosialisasi Penerimaan Calon Taruna/Taruni TNI AD Sasar SMA N 1 Kayen

“Inovasi ini membuktikan bahwa Posyantek bukan sekadar program, tapi wadah nyata yang mendorong warga desa untuk memanfaatkan teknologi secara tepat guna. Ramuntani sudah membuktikan, dan sebelumnya juga menjadi juara di tingkat Jawa Tengah,” ujar Slamet Haryanto dengan bangga.

Slamet Haryanto juga tak lupa mengajak desa-desa lain untuk segera membentuk Posyantek, dan bagi yang sudah memiliki, untuk terus berinovasi.

“Dana Desa bisa digunakan untuk mendukung pembiayaan kegiatan Posyantek ini. Potensinya besar sekali untuk mendorong kemandirian dan produktivitas desa,” pungkasnya.

Inovasi Ramuntani bukan hanya sekadar kemenangan lomba, melainkan sebuah inspirasi bahwa dari limbah pun bisa lahir solusi cemerlang yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini