Hendri Kristianto, Kabid UMKM Dinas Koperasi & UMKM Pati. (Mondes/Singgih)
PATI – Mondes.co.id | Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Pati tengah digenjot untuk melakukan digitalisasi di berbagai aspek. Aspek tersebut meliputi pembayaran dan pemasaran.
Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati, Wahyu Setyawati melalui Kepala Bidang (Kabid) UMKM, Hendri Kristianto, adanya digitalisasi pada UMKM di Kabupaten Pati bakal mendongkrak pendapatan yang jauh lebih signifikan.
“Memang kita sedang menggencarkan digitalisasi, melalui sosialisasi dan pelatihan terkait digitalisasi terus kita dorong dan kita up terus. Digitalisasi pemasaran dan digitalisasi pembayaran cukup penting,” ungkapnya kepada Mondes.co.id, kemarin.
Menurut pria yang akrab disapa Kris, pelaku UMKM kini perlu melek digital. Maka dari itu, beragam pelatihan telah dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati kepada pelaku UMKM. Mulai dari mengenalkan pembayaran cashless serta Qris.
“Digitalisasi bukan hanya soal pemasaran saja, kami juga bekerjasama dengan perbankan untuk mengenalkan digitalisasi pembayaran dengan cashless maupun Qris, karena era sekarang UMKM diwajibkan melek digital,” ujarnya.
Di samping itu, pihaknya senantiasa mendorong supaya UMKM di Bumi Mina Tani menggencarkan digital marketing alias pemasaran digital. Pasalnya, pasar konvensional hanya berdampak kecil dalam hal pendapatan pelaku usaha, sehingga pemasaran online yang merambah ke berbagai platform sangat dibutuhkan.
“Selain pembayaran, hal yang perlu ditekankan adalah pemasaran digital. Pelatihan seperti itu kami gencarkan karena dengan era maju kini untuk mengandalkan pasar konvensional hanya berdampak beberapa persen saja. Setiap tahun pasti ada pelatihan digitalisasi pemasaran UMKM,” ungkap Kris saat ditemui di ruangannya.
Setiap tahun Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati melakukan pelatihan bagi pelaku industri menengah atau familiar disebut UMKM. Bahkan kebijakan digitalisasi UMKM telah direspon sejak 2020 lalu.
Kris menyebut terdapat 14 ribu UMKM yang terdaftar di Kabupaten Pati. Namun, baru ada 30 sampai 40 persen UMKM di Kabupaten Pati yang telah beralih ke basis digital. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi dinas terkait, mengingat UMKM di Kabupaten Pati terdiri dari berbagai macam sektor. Di antaranya industri olahan makanan, kerajinan, jasa, pertanian, dan perkebunan.
“30 hingga 40 persen sudah ada yang berbasis digital. Kita mencoba mendorong terus terkait dengan digitalisasi marketing. Apalagi sektor industri olahan makanan yang terbanyak sudah dikenal banyak masyarakat,” ungkapnya.
Khusus di industri olahan makanan yang telah bertransformasi digital, UMKM di Kabupaten Pati menurutnya telah merambah ke pasar luar kota, bahkan ke luar pulau. Hal itu didukung dengan adanya pemasaran online di berbagai marketplace maupun platform.
Selain itu, ada juga industri kerajinan yang telah menjamah pasar internasional berkat pemasaran digital. Hal ini membuktikan output dari pelatihan yang diadakan setiap tahun cukup berhasil.
“Pada industri olahan kita dorong penjualannya tidak hanya di Kabupaten Pati. Adanya digital marketing kita coba ke pasar luar kota, seiiring dengan diandalkannya digitalisasi sampai ke luar Jawa, ada yang sedikit-sedikit pesanan dari luar negeri. Berkat pelatihan ada hasilnya, sampai ada kerajinan lampu-lampu bunga yang diekspor lewat pemasaran online,” pungkasnya.
Editor: redaksi
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar