PATI – Mondes.co.id | Lowongan kerja (loker) sedang banyak di Kabupaten Pati. Perusahaan multinasional asal Korea, PT Hwaseung Indonesia (HWI) yang berdiri di Desa Bumimulyo, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati membuka rekrutmen tenaga kerja.
Diketahui, PT HWI II tersebut membuka loker untuk 15.000 karyawan baru. Loker tersebut tertuju kepada warga Kabupaten Pati dan sekitarnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Pati, Bambang Agus Yunianto menyatakan jika PT HWI II masih membutuhkan tenaga kerja baru.
Kini masih ada ribuan kuota loker bagi masyarakat yang berminat, sehingga ia mendorong agar masyarakat khususnya di Kabupaten Pati segera mendaftarkan diri.
“Bagi yang belum bekerja, silakan mendaftar di PT HWI Pati di Batangan. Perusahaan membutuhkan 15 ribu karyawan hingga akhir 2025, dan saat ini baru terpenuhi sekitar 8 ribu orang,” pesannya, Sabtu, 3 Mei 2025.
Ia mengatakan bahwa sebagian besar loker di PT HWI II yang berada di Kecamatan Batangan itu, membutuhkan pekerja berjenis kelamin perempuan.
Kendati demikian, tak menutup kesempatan bagi laki-laki yang ingin bekerja, sehingga kesempatan masih terbuka lebar walau terbatas.
“Yang dicari kebanyakan perempuan, ada lowongan untuk laki-laki tapi jumlahnya sedikit,” sambungnya.
Bagi yang berminat melamar, perlu memenuhi beberapa persyaratan, antara lain fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK), pas foto, Curriculum Vitae (CV), kartu pencari kerja (kartu kuning), dan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
PT HWI II membuka kesempatan bagi calon tenaga kerja berusia minimal 18 tahun, maksimal 40 tahun.
Disnaker Kabupaten Pati senantiasa memfasilitasi masyarakat dalam proses pendaftaran, termasuk memberikan informasi secara up to date.
Ia menegaskan bahwa layanan itu bersifat gratis.
“Jika ada kendala, silakan hubungi Disnaker. Kami siap mendampingi,” ungkapnya.
Disnaker Kabupaten Pati menanggapi positif pembukaan loker ini. Pasalnya, pembukaan loker besar-besaran dapat mengurangi angka pengangguran di Bumi Mina Tani, serta mengurangi risiko kemiskinan masyarakat lokal.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar