JEPARA – Mondes.co.id | Beberapa hari ini, masyarakat Jepara merasakan adanya hujan deras muncul secara tiba-tiba di tengah musim kemarau.
Ternyata cuaca ekstrem berupa hujan deras ini terjadi akibat fenomena alam yang disebut Madden Julian Oscillation (MJO).
“Kemarin sempat tiba-tiba terjadi hujan deras. Mudah-mudahan bukan musibah bencana,” ungkap Adhik, warga Bangsri Kamis (12/9/2024).
Sebagai informasi, MJO adalah aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis. Fenomena ini dapat dikenali dengan adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik. Aktivitas ini tidak selalu muncul setiap hari, namun hanya setiap 30 hingga 40 hari.
Meski demikian, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menyatakan sampai awal September 2024 ini, di 35 kabupaten/kota masih masuk musim kemarau, termasuk di Jepara.
Berdasarkan laporan prakiraan cuaca berbasis dampak hujan lebat di Jawa Tengah pada tanggal 10-11 September 2024, sebanyak 28 kabupaten/kota mengalami hujan lebat.
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Ahmad Yani Semarang, Giyarto, mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada satu pun daerah yang sudah masuk musim pancaroba atau pergantian musim panas ke musim hujan.
Ia kemudian menjelaskan, hujan lebat di sejumlah daerah karena adanya fenomena Madden Julian Oscillation.
“Belum, saat ini masih proses menuju pancaroba. Hujan akhir-akhir ini karena pengaruh gangguan gelombang ekuator yang bernama Madden Julian Oscillation,” kata Giyarto.
Giyarto menerangkan, siklus MJO ini bisa berlangsung selama 30 hingga 90 hari. Efeknya, yakni memberikan hujan insentif sedang sampai lebat untuk tiga sampai lima hari ke depan.
“Dia (MJO) memberikan efek peningkatan pertumbuhan awan hujan, potensi 3-5 hari dan curahnya tergantung pembentukan awannya di masing-masing daerah, tapi bisa dari sedang sampai lebat dan MJO ini sifatnya tidak merata ya,” terangnya.
Oleh karena itu, BMKG menyatakan daerah Jawa Tengah diprakirakan masih masuk musim kemarau sampai akhir Oktober 2024.
Pihaknya pun mengingatkan kabupaten/kota untuk tetap waspada dengan bencana kekeringan sampai kebakaran yang masih bisa mengintai.
“Tetap waspada bencana kemarau, karena beberapa daerah masih bisa alami kekeringan sampai kebakaran hutan,” imbaunya.
Sekadar untuk diketahui, fenomena hujan lebat di sejumlah daerah ini memunculkan bencana banjir dan tanah longsor ketika musim kemarau.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar