Slow Living Sembari Tanam Alpukat di Pucuk Pati Selatan

waktu baca 3 menit
Jumat, 19 Sep 2025 12:55 0 75 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Di ujung selatan Kecamatan Tambakromo, terdapat sebuah desa yang memiliki potensi buah alpukat, yakni Desa Pakis.

DBHCHT TRENGGALEK

Masyarakat yang berprofesi sebagai petani di Desa Pakis telah berinovasi untuk menanam tanaman alpukat, yang ternyata hasilnya sangat menguntungkan.

Salah satu petani asal Desa Pakis, Wasito pun mengakui jika tanaman alpukat membawa berkah tersendiri bagi dirinya dan masyarakat Desa Pakis.

Ia sendiri merupakan perintis komoditas tanaman buah alpukat di area Desa Pakis dan sekitarnya sejak 2015.

“Buat kegiatan sejak 2015 saya tanam alpukat, hitung-hitung kalau orang kerja cari pengalaman. Sekarang sudah ada 150 pohon di tiga petak lahan,” jelasnya belum lama ini.

Ia sudah menanam ratusan pohon alpukat yang tersebar di lahan-lahan kawasan Pegunungan Kendeng.

Bahkan, tidak hanya ia saja, masyarakat Desa Purwokerto dan Desa Beketel juga ikut ketularan menanam alpukat karena potensinya bagus.

“Aku belajar dari tidak mengerti apa-apa, ternyata kok hampir daerah sekitar ikut nanam alpukat, saya ditiru orang banyak. Nandur, kemudian lahan ini produksi, aku pindah-pindah, ketika produksi ada hasilnya, saya tanam lagi progamku seperti itu,” terangnya.

Ia mengatakan, setiap panen mampu menghasilkan 2 kuintal hingga 3 kuintal alpukat.

Sedangkan, untuk alpukatnya sendiri terdiri atas beberapa grade berdasarkan kualitas dan kuantitasnya.

Harga alpukat  di level petani berbeda dengan level pedagang.

Jika alpukat sudah dijual di pedagang, maka harganya mulai dari Rp30 ribu per kilogramnya.

“Alpukat jenisnya beda-beda dan grade beda-beda, bisa per kilogram 6 buah, 7 buah, 8 buah yang ukuran kecil. Kalau di sini (petani) per kilogram Rp25.000, kalau di pedagang sudah Rp30.000 per kilogram,” ujarnya.

BACA JUGA :  Perangkat Desa Rejoagung Ditemukan Meregang Nyawa di Tambak Garam

Ia menyebut, harga alpukat ukuran kecil senilai Rp12 ribu sampai dengan Rp13 ribu perkilogram.

“Kalau alpukat ukuran kecil di Pegunungan Kendeng sini dibandingkan di kawasan Gunung Muria, seperti Gembong beda lagi. Di sini jauh lebih gurih lebih pulen ketika dimakan, habis dimakan sisa rasanya masih ada dimulut. Maka kalau di sana harga Rp10 ribu, tapi sini Rp12 ribu sampai Rp13 ribu, karena menang rasa,” imbuhnya.

Menurutnya, cita rasa alpukat di Desa Pakis dan sekitarnya lebih sedap dibandingkan di daerah lain.

Jika dimakan, rasanya akan mengenang di mulut dan lidah penikmat.

Lebih lanjut, alpukat miliknya juga terkadang ditebas oleh para pembeli besar. Per pohon ia jual dengan harga Rp2,5 juta.

Pembeli datang dari berbagai daerah, karena sebagian besar orang sudah tahu nikmatnya alpukat di kawasan Pegunungan Kendeng atau Kabupaten Pati bagian selatan.

Untuk bulan September, kondisi alpukat sedang berbunga.

“Saat ini (September) baru berbunga. Biasanya per satu pohon Rp2,5 juta ditebas bakul. Bakul ada yang dari Kayen, Sukolilo, Kudus,” urainya.

Menurutnya, menanam alpukat di Desa Pakis sangat cocok.

Meski kondisi lahan kering, tetapi pasokan air sangat melimpah lantaran Desa Pakis berada di pucuk Pegunungan Kendeng.

Setiap lahan miliknya tidak perlu susah untuk diairi karena pasokannya melimpah. Setiap lahan ia tanami puluhan pohon.

“Per petak lahan ada 30 sampai 50 pohon karena ini bukan ngarai, melainkan lahan di pegunungan yang memiliki kandungan tanah kapur, sehingga kering. Sini air malah diselang ke rumah hingga ke lahan, air lebih-lebih di sini,” katanya.

Baginya, hidup bertani alpukat memberikan ketenangan.

Setiap kali petik, jika dihitung-hitung kasar per sak mampu mendapat Rp400 ribu.

BACA JUGA :  Sebanyak 225 Calhaj dari Pati Diberangkatkan ke Tanah Suci

“Langkah ini ditiru orang banyak. Per petik saya dapat uang sekitar Rp50 ribu sampai Rp400 ribu kalau itu satu sak. Intinya hidup ini apa sih yang dicari selain ketenangan,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini