JEPARA – Mondes.co.id | Menghormati dan mengenang leluhur desa, salah satunya yaitu dengan mengadakan haul atau peringatan hari kematian.
Hal ini sebagaimana dilakukan ratusan warga Kelurahan Panggang, Kecamatan Jepara.
Mereka tumpah ruah memadati halaman Mushola Nurul Iman, semalam.
Para warga hadir untuk mengikuti rangkaian acara Sedekah Bumi Kelurahan Panggang yang keempat, sekaligus memperingati haul Sayyid Abu Bakar Al-Haddad atau yang lebih dikenal dengan Mbah Buyut Panggang ke-27.
Tradisi Sedekah Bumi ini menjadi wujud rasa syukur warga kepada Allah SWT atas limpahan rezeki dan keselamatan selama setahun terakhir.
Malam syukur ini juga dirangkai dengan haul Mbah Buyut Panggang, tokoh yang dikenal sebagai penyebar ajaran Islam di wilayah tersebut.
Dalam sambutannya, Bupati Jepara Witiarso Utomo menyampaikan apresiasi atas pelestarian tradisi ini.
Ia juga menekankan pentingnya mengenang dan mendokumentasikan sejarah Mbah Buyut Panggang agar dapat diwariskan ke generasi mendatang.
“Malam ini luar biasa karena Kelurahan Panggang tidak hanya memperingati haul ke-27 Mbah Buyut Panggang, tetapi juga merawat nilai sejarahnya. Saya sudah menginstruksikan Disparbud untuk menulis cerita beliau, supaya masyarakat Panggang khususnya, dan Jepara pada umumnya tahu dan bisa mengambil teladan,” tutur Bupati.
Mas Wiwit berharap, penulisan sejarah tokoh-tokoh agama tidak hanya dilakukan di Panggang, tetapi juga Wali Allah lain di wilayah Jepara.
“Dengan cara ini, kita bisa terus mendapat rahmat dan berkah melalui wasilah para auliya, demi terwujudnya Jepara yang MULUS: Makmur, Unggul, Lestari, dan Religius,” tambahnya.
Sementara itu, Lurah Panggang Ahmad Sholichin menyebut bahwa momentum Sedekah Bumi dan haul tahun ini terasa istimewa, karena dirangkai dengan pengajian umum sekaligus pagelaran wayang kulit.
Menariknya, penceramah sekaligus dalang dalam acara tersebut adalah KH. Abdurrahim dari Demak yang juga dikenal dengan nama Ki Joko Goro-Goro.
“Acara ini menjadi satu kesatuan antara pengajian dan wayangan, sesuai dengan slogan Kelurahan Panggang: Memang Beda dari yang Lain, karena berada di pusat kota,” ujar Sholichin.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya acara.
Rangkaian acara kemudian ditutup dengan pengajian umum dan pagelaran wayang kulit yang menambah semarak suasana malam kebersamaan warga Panggang.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar