SEMARANG – Mondes.co.id | Meteran listrik menjadi alat kelistrikan yang saat ini hampir ada di semua rumah warga.
Instrumen ini berfungsi sebagai alat pengukuran listrik yang dipakai oleh pelanggan.
Meter listrik memiliki beberapa jenis, fungsi, dan kegunaan, namun secara garis besar terdapat dua jenis meter listrik yang ada di masyarakat yaitu meter listrik Prabayar (token) dan Pascabayar.
Seringkali, dalam praktik di masyarakat, pelanggan merasa perlu mengotak-atik meter listrik, entah karena rasa ingin tahu atau bahkan terkadang ada pelanggan yang bermaksud mempengaruhi pengukuran.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, Mochamad Soffin Hadi menyampaikan bahwa meter listrik merupakan milik PLN, dan hanya PLN yang berhak membuka segel dan melakukan perbaikan/maintenance.
“Masih ada Pelanggan yang beranggapan pembayaran biaya pasang baru dan Uang Jaminan Langganan (UJL) lalu otomatis meter listrik adalah menjadi milik pelanggan. Pada kesempatan ini kami sampaikan dan sosialisasikan bahwa batas kewenangan pelanggan adalah instalasi listrik setelah Meter Circuit Breaker (MCB), untuk MCB, meter listrik dan kabel sebelumnya hingga ke tiang listrik merupakan wewenang dan milik PLN,” jelas Soffin.
Soffin menyampaikan, dengan demikian, pelanggan tidak diperbolehkan mengotak-atik meteran listrik apalagi hingga merusak segel, membuka, serta menambahkan peralatan tertentu yang mempengaruhi pengukuran.
“Pengukuran di meter listrik selalu dipantau dan dicek oleh PLN agar berfungsi normal dan baik. Bahkan, telah diatur secara detail di Undang-Undang nomor 2 tahun 1981 tentang Metrologi Legal,” ungkap Soffin.
Sesuai Undang-undang nomor 30 tahun 2009 mengenai Ketenagalistrikan jo. Keputusan Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM nomor 539.K/TL.04/DJL.3/2023 tentang Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL), pelanggan dilarang keras melakukan tindakan yang berpotensi mempengaruhi pengukuran di meter listrik.
Jika diketahui dan terbukti, maka dapat dikenakan sanksi denda hingga pidana.
Lebih lanjut, Soffin menambahkan agar pelanggan diminta berhati-hati apabila ada oknum yang mengatasnamakan Petugas PLN maupun Biro Teknik Listrik (BTL) yang mampu mengurangi tagihan listrik dengan cara mempengaruhi pengukuran di meteran.
Menurutnya, petugas PLN yang asli pasti hadir ke dengan seragam resmi, kartu tanda pengenal, serta surat tugas resmi.
Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Jateng, Abdun Mufid menyampaikan hal itu dapat merugikan konsumen di kemudian hari.
“Kami mengimbau pelanggan lebih berhati-hati dengan oknum. Jika ada petugas yang mendatangi rumah pelanggan harus bisa dipastikan jelas identitas dan kelengkapannya, jangan sampai pelanggan pusing apalagi jika dikenakan sanksi/ denda oleh PLN di kemudian hari,” pungkas Mufid .
Mufid menambahkan, jika membeli rumah bekas, cek segera kondisi meternya dengan menghubungi PLN, jika terdapat permasalahan di meter tunda dulu transaksi hingga penjual menyelesaikan kewajibannya dengan PLN.
Lebih lanjut, ia mengatakan, PLN tidak menjual box meter/ aksesoris lain yang mewajibkan seluruh pelanggan membeli. Jika ada, dapat dipastikan hal tersebut merupakan penipuan.
Jika terdapat permasalahan kelistrikan atau sekedar ingin melakukan cek kelistrikan di rumah, PLN menyediakan beberapa opsi kanal layanan pengaduan seperti telepon ke contact center 123, aplikasi PLN Mobile, Direct Message (DM) ke media sosial @pln123_official maupun mendatangi Unit Layanan PLN terdekat.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar