Harga Tomat Rembang Anjlok, Pemkab Gagas Gerakan Siswa Peduli Petani

waktu baca 3 menit
Selasa, 14 Okt 2025 12:14 0 40 Supriyanto

​REMBANG – Mondes.co.id | Petani di Kabupaten Rembang tengah menjerit akibat anjloknya harga komoditas tomat secara drastis.

DBHCHT TRENGGALEK

Laporan dari lapangan menyebutkan, harga tomat di tingkat petani jatuh hingga menyentuh angka yang sangat memprihatinkan, yakni hanya Rp750 hingga Rp1.000 per kilogram.

Harga ini dinilai jauh dari kata layak, bahkan tidak mampu menutup biaya operasional panen.

​Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto, membenarkan adanya krisis harga ini.

Ia mengakui, pihaknya telah menerima banyak keluhan dari petani terkait kerugian besar yang mereka alami.

​“Kami mendapat keluhan, sekaligus laporan dari lapangan bahwa harga tomat saat ini memang jatuh. Di lahan itu sempat Rp1.000 bahkan sempat turun Rp750 per kilo. Harga ini dirasa petani sangat rendah, tidak cukup untuk biaya panen,” jelas Agus kepada awak media.

​Menanggapi kondisi darurat ini, Dintanpan Rembang langsung bergerak cepat menggagas “Gerakan Empati” dengan melibatkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Rembang, serta sejumlah instansi.

Tujuannya adalah membeli hasil panen petani secara langsung guna menekan kerugian.

​Upaya kolektif ini membuahkan hasil, di mana hampir satu ton tomat dari wilayah Kecamatan Sumber berhasil diserap.

Namun, Agus Iwan Haswanto jujur mengakui bahwa volume penyerapan tersebut masih sangat minim dibandingkan dengan total produksi panen yang membanjiri pasar.

​“Volumenya masih jauh dari cukup. Karena panen tomat ini tidak hanya terjadi di Kecamatan Sumber saja, tapi juga di kecamatan lain seperti Rembang Kota dan Gunem. Jika tidak segera terserap, risiko busuk di lahan sangat tinggi,” ujarnya penuh keprihatinan.

BACA JUGA :  Puluhan Sound Horeg Bakal Meriahkan Karnaval Sedekah Bumi Dukuhseti, Habiskan Dana hingga Rp1 Miliar

Guna meningkatkan volume penyerapan secara signifikan, Dintanpan berinovasi dengan menginisiasi kerja sama dengan sektor pendidikan.

Sebuah gagasan yang diberi tagline “Siswa Peduli Petani” tengah didorong untuk diterapkan di sekolah-sekolah wilayah Rembang.

​“Kita berharap ada kepedulian dari masyarakat luas, dan kita juga inisiasi kerja sama dengan sekolah-sekolah, mungkin dengan tagline ‘Siswa Peduli Petani’. Siswa bisa membeli setengah kilo atau satu kilo tomat,” papar Agus.

Ia berharap, dengan jumlah siswa yang banyak di seluruh Rembang, gerakan ini akan sangat signifikan membantu penyerapan dan mencegah tomat membusuk.

​Lebih lanjut, Agus Iwan Haswanto menjelaskan bahwa fenomena anjloknya harga tomat bukan kali pertama terjadi.

Menurutnya, akar masalah dari krisis ini adalah pola tanam yang seragam.

Banyak petani cenderung menanam komoditas yang sama secara bersamaan, terutama ketika harga sedang tinggi.

​“Ini harus jadi pembelajaran bersama agar petani tidak mudah ikut-ikutan tren harga, tapi juga melihat kondisi pasar. Ketika panen tiba, pasokan melimpah, dan harganya pasti jatuh,” tandasnya.

​Oleh karena itu, Dintanpan menekankan pentingnya peran penyuluh pertanian untuk memberikan edukasi yang tidak hanya berfokus pada teknik bercocok tanam (teknis), tetapi juga mencakup aspek pemasaran dan manajemen risiko pasar.

​Pemerintah Kabupaten Rembang sangat berharap harga tomat dapat segera pulih dan membaik.

Sementara itu, partisipasi dan kepedulian aktif dari seluruh elemen masyarakat, khususnya melalui program yang digagas Dintanpan, diharapkan dapat meringankan beban kerugian yang kini ditanggung oleh para petani tomat lokal.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini