PATI – Mondes.co.id | Harga kopi di pasaran anjlok cukup drastis.
Dari harga awalnya sekitar Rp100 ribu, kini merosot menjadi Rp40 ribu per kilogramnya.
Kondisi ini pun dikeluhkan sejumlah petani kopi di Pegunungan Muria.
Seperti yang dirasakan oleh seorang petani kopi di Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal, Sumiati.
“Saat ini harganya Rp40 ribu perkilogram. Padahal sebelumnya bisa mencapai Rp100 ribu perkilogramnya,” ungkapnya, Rabu (24/9/2025).
Ia menyebut, penurunan harga kopi itu sudah terlihat sejak pertengahan Agustus hingga September ini.
Menurutnya, anjloknya harga komoditas tersebut karena panen raya.
Menyiasati anjloknya harga kopi ini, petani pun memilih untuk menyimpan dulu hasil panennya.
Mereka baru akan menjual kopi jika harganya sudah normal kembali.
“Kalau permintaan tinggi atau harga mulai naik, baru dijual secara bertahap. Lebih tergantung kebutuhan,” ucapnya.
Sumiati juga menyebut, sekarang ini para petani juga banyak yang enggan menjual secara langsung biji kopi.
Tak sedikit petani yang kini memilih mengolah kopinya menjadi siap seduh dalam kemasan.
Siasat dalam pengolahan kopi itu sendiri diyakini petani mampu menaikkan harga.
Untuk setiap kopi siap saji kemasan satu kilogram, bisa dibanderol harga hingga Rp150 ribu.
“Kalau setengah kilo biasanya Rp80 ribu sementara seperempat kilo dihargai Rp40 ribu. Tergantung jenis dan cara pengolahannya juga,” jelasnya.
Selain dijual secara langsung, tak sedikit petani yang mulai merambah penjualan online.
Kemudahan dalam marketplace membuat para petani bisa memasarkan kopinya dengan lebih luas.
“Meski begitu, tentu kami berharap ada perhatian dari pemerintah, terutama dalam menstabilkan harga kopi. Sehingga setiap panen raya kopi, para petani tidak kebingungan dan tetap bisa mereguk keuntungan,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar