PATI – Mondes.co.id | Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, Hadi Santosa mengungkapkan jika harga garam di Kabupaten Pati mengalami kenaikan.
Ia menyebut jika beberapa pekan terakhir harga garam di atas angka Rp2.000 per kilogramnya.
Pada pekan ini, ia sampaikan bahwa harga garam mencapai Rp2.200 per kilogram.
Harga tersebut meningkat karena tingginya permintaan pembeli.
“Sepekan terakhir harga garam Rp2.000 sampai Rp2.200. Kebutuhan meningkat, jadi para petani garam sampai memproduksi secara cepat, itu bagus,” ungkapnya saat diwawancarai Mondes.co.id di ruangannya hari ini, Senin, 20 Oktober 2025.
Harga garam ini dinilai naik signifikan, mengingat biasanya harga garam di tingkat petani tambak di angka Rp1.000 sampai dengan Rp1.700 per kilogram.
Saat ini, petani garam memperoleh berkah karena harganya melesat.
Para petani atau petambak memproduksi garam secara cepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi.
Terlebih peminat garam dari petambak Kabupaten Pati sangatlah banyak.
Sejauh ini, permintaan garam dari tambak Kabupaten Pati bukan hanya dari lokal saja, melainkan luar daerah.
Garam-garam itu dimanfaatkan untuk kebutuhan industri makanan, industri tekstil, maupun pengolahan pakan ternak.
“Penyebab (harga garam tinggi) karena permintaan dan juga cuaca. Walaupun kemarau, tapi kan intensitas hujan juga cukup tinggi,” kata Hadi.
Perlu diketahui, DKP Kabupaten Pati menarget produksi garam di tahun 2025 ini mencapai 300 ribu ton.
Ia mendorong agar petani garam meningkatkan kualitas produksi agar garamnya bisa diserap di level industri besar.
Pasalnya, garam petani lokal masih dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi.
“Saya dorong temen-temen petani meningkatkan kualitas. Jadi garam Pati sebagian besar untuk konsumsi, padahal untuk diolah jadi garam industri untungnya lebih besar,” ujarnya.
Fluktuasi harga garam ini membuat sulit memprediksi.
Walaupun begitu, pihaknya ingin para petani meningkatkan kualitas garam di saat harga tengah membuat mereka sumringah.
“Kita belum bisa memprediksi karena harga garam fluktuatif, kadang cepet naik atau turun. Kita cuma dorong kepada temen-temen memanfaatkan momen sebaik-baiknya tanpa mengurangi sisi kualitas,” pesannya.
Penurunan harga mungkin terjadi. Ketika hal itu terjadi, ia berharap agar tidak terlalu signifikan agar petani tidak rugi.
“Semoga kalau turun tidak terlalu banyak, jadi petani garam masih punya keuntungan tambak garam,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar