PATI – Mondes.co.id | Hampir 90 persen lahan pertanian di Kabupaten Pati terdampak kekeringan ekstrem pada tahun 2023 ini. Pasalnya, menurut Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro mayoritas pertanian di Bumi Mina Tani merupakan tadah hujan.
“Terjadi kemarau panjang seperti sekarang ini petani kita hampir 85 hingga 90 persen petani yang memakai tadah hujan itu terdampak kekeringan,” jelas Henggar kemarin.
Tak hanya lahan pertanian, beberapa desa di area Pati selatan juga diungkapkannya mengalami kesulitan air bersih, lantaran musim kemarau yang berkepanjangan.
Maka dari itu, Henggar berharap, hujan bisa turun dengan intensitas yang rapat supaya masyarakat serta petani bisa kembali memanfaatkan lahan-lahan terbengkalai.
“Semoga bencana kekeringan di Kabupaten Pati segera berakhir. Bulan depan bisa turun hujan, dan para petani bisa memanfaatkan lahannya agar ditanami,” harapnya.
Seperti diketahui, pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan sejak awal Oktober kemarin. Selama berstatus tanggap darurat ini, pemerintah setempat menyalurkan bantuan sosial air bersih bagi masyarakat terdampak.
Jika musim hujan belum juga datang, Henggar memprediksi besar kemungkinan status tanggap darurat bencana kekeringan akan diperpanjang kembali. Bahkan, Pemkab akan berupaya menyuplai pasokan air bersih, baik dari anggaran daerah maupun bantuan dari pusat.
Tak hanya itu, pemerintah juga berencana akan menyalurkan bantuan pangan berupa beras. Hanya saja, hingga saat ini beras bansos itu belum disalurkan kepada penerima manfaat.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar