PATI – Mondes.co.id | Sebanyak 60 dai dan daiyah dari berbagai elemen keagamaan se-Kabupaten Pati mengikuti kegiatan pembinaan yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati.
Kegiatan berlangsung di Gedung Islamic Center Masjid Baitunnur Pati, pada Rabu, 9 Juli 2025.
Peserta yang hadir berasal dari unsur mubaligh-mubalighah, pembina majelis taklim, serta Penyuluh Agama Islam.
Pembinaan ini bertujuan meningkatkan kemampuan para penceramah dalam menyampaikan dakwah yang efektif dan relevan dengan perkembangan zaman.
Dua narasumber dihadirkan memberi materi, yaitu Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Ilham Suprianto dan perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pati Ahmad Nadhif Abdul.
Mereka membawakan dua tema penting yakni “Teori Retorika Dakwah dan Dakwah di Era Digital dan Disinformasi”.
Dalam penyampaian materi, Ilham Suprianto menekankan bahwa ceramah yang baik tidak cukup hanya dengan isi yang bagus, tetapi juga teknik komunikasi yang kuat.
Ia memaparkan lima kunci utama dalam komunikasi verbal, di antaranya penguasaan kosa kata atau vocabulary, kecepatan bicara, intonasi suara, humor, serta ketepatan waktu alias timing.
“Ceramah itu ada rahasianya. Penting manajemen istirahat suara, agar para penceramah bisa menjaga kesehatan pita suara dalam jangka panjang,” ujarnya.
Sementara, Ahmad Nadhif mengangkat pentingnya wawasan teknologi dan media digital bagi para dai dan daiyah.
Menurutnya, dakwah hari ini tidak bisa lepas dari dunia digital, karena informasi menyebar sangat cepat dan seringkali disertai disinformasi.
“Karakteristik era digital seperti sebilah pedang bermata dua. Ia bisa memudahkan dakwah, tapi juga bisa melukai jika disalahgunakan,” tuturnya
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Subbagian Tata Usaha (Kasubbag TU) Kantor Kemenag Kabupaten Pati, Abdul Khamid.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas teknis para dai, tapi juga memperkuat sisi mental dan karakter.
“Hari ini kita lebih sering menemui orang yang suka bicara daripada mendengar, kadang pengajian sedikit lama dan tidak lucu langsung ditinggal. Kita harus mendidik umat agar mengaji, bukan sekadar untuk viral atau banyak undangan, tapi untuk perbaikan diri dan masyarakat,” pesannya
Melalui pembinaan ini, Kemenag Kabupaten Pati berharap para dai-daiyah dapat menjadi penyampai pesan agama yang cerdas, bijak, dan relevan dengan dinamika zaman.
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar