Gubernur Jateng Perbanyak Dokter Spesialis di Puskesmas Desa 

waktu baca 2 menit
Sabtu, 4 Okt 2025 09:08 0 59 Dian A.

SEMARANG – Mondes.co.id | Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meminta agar dokter spesialis yang ditugaskan di Puskesmas dan Puskesmas pembantu (Pustu) diperbanyak.

DBHCHT TRENGGALEK

Dokter spesialis di tingkat desa sangat dibutuhkan agar pelayanan kesehatan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat bawah.

“Saya ingin di Jawa Tengah tidak hanya Puskesmas di kecamatan, tetapi Puskesmas pembantu (Pustu) juga dikasih dokter. Jangan perawat saja,” kata Ahmad Luthfi dalam acara peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) sekaligus Launching Speling Melesat dan TB Express di Hotel Grand Mercure, Solobaru, Kabupaten Sukoharjo,kemarin.

Ahmad Luthfi menceritakan, saat kunjungan kerja dan mengecek kegiatan Speling Melesat di Desa Salem, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, pada Kamis, 2 Oktober 2025. Ia mendapati masyarakat setempat kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan.

Butuh waktu kurang lebih satu jam hanya untuk datang ke fasilitas layanan kesehatan, itu pun berada di kabupaten lain.

“Begitu kami datang ke sana dengan program Speling, mereka senang sekali. Jadi kami minta tolong ke rumah sakit yang bukan kewenangan provinsi, membantu mobil dan dokter untuk Speling (Dokter Spesialis Keliling),” ujar Ahmad Luthfi.

Dijelaskan, program Speling yang melibatkan Dinas Kesehatan kabupaten/kota serta rumah sakit daerah maupun swasta, adalah salah satu cara untuk memangkas kekurangan dokter dan fasilitas kesehatan tersebut.

Dikatakan, Speling menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Provinsi yang ia gagas bersama Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, untuk memberikan pelayanan kesehatan paripurna kepada masyarakat dengan basis desa.

BACA JUGA :  AMPB Datangi Mapolresta Pati, Tagih Ketegasan Kapolresta

Di samping program Speling, langkah yang diambil Ahmad Luthfi untuk memangkas kekurangan dokter tersebut adalah dengan menggandeng perguruan tinggi di Jawa Tengah yang memiliki fakultas kedokteran dan kesehatan.

Ia mendorong mahasiswa kedokteran melalui kuliah kerja nyata (KKN) maupun dokter koas, serta dokter spesialis yang ada di fakultas tersebut, agar diterjunkan ke desa-desa.

“Kita sudah melakukan MoU (nota kesepahaman) dengan rektor-rektor yang ada fakultas kedokteran atau kesehatan. Dengan begitu tidak hanya rumah sakit, para akademisi juga mempunyai tanggung jawab moral dalam rangka kesehatan masyarakat,” kata Ahmad Luthfi.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kunta Wibawa Dasa Nugraha, mengatakan jumlah dokter saat ini masih kurang, sehingga distribusi dokter juga tidak maksimal.

Maka dari itu, peningkatan produksi dokter harus dilakukan, sehingga dapat diikuti dengan distribusi ke daerah-daerah.

Kemenkes juga mendorong agar ada peningkatan jumlah fakultas kedokteran yang diiringi dengan kualitas yang baik.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini