dirgahayu ri 80

GPM di Dukuhseti, MinyaKita Terjual Ludes Tak Sampai Sejam 

waktu baca 2 menit
Sabtu, 30 Agu 2025 16:47 0 111 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) dalam program Gerakan Pangan Murah (GPM) dipatok dengan harga yang terjangkau.

Beras Stabilisasi Pasokan Harga Pokok (SPHP) senilai Rp57.000 per 5 kilogram, MinyaKita senilai Rp15.000 per liter, dan gula senilai Rp17.500 per kilogram.

Camat Dukuhseti, Suhartono menuturkan bahwa pembeli minyak goreng sangat membludak, bahkan kurang dari 60 menit stok minyak goreng sebanyak 108 liter habis terjual.

Menurutnya, harga minyak goreng yang murah, menjadi alasan masyarakat rela antre berebut minyak goreng.

Bayangkan jika harga minyak goreng di toko atau swalayan seharga Rp17.000 per liter, tetapi di GPM hanya Rp15.000 per liter.

“Peminat minyak goreng banyak sekali sampai kurang-kurang, belum sampai satu jam sudah habis. Kalau soal harga di luar Rp17.000 sampai Rp18.000, ini kan di masyarakat terlalu tinggi, akhirnya peminatnya banyak beli minyak goreng,” urai Camat Dukuhseti saat diwawancarai Mondes.co.id pada Sabtu (30/8/2025).

“Harganya kalau di sini Rp15.000 kan murah, jauh dari di luar sana. Beda dengan gula yang harganya malah lebih tinggi daripada di luar,” imbuh Suhartono.

Berbeda dengan minyak goreng yang habis, beras dan gula stoknya masih sisa.

Beras hingga saat ini masih sisa 128 pack dari total 399 pack, sedangkan dari 48 kilogram gula hanya terjual 11 kilogram yang laku.

“Yang beras masih sisa 128 pack. Beras kalau di toko dijual seharga Rp59.000 sampai Rp60.000 per 5 kilogram. Lumayan,” urainya.

Sedangkan faktor yang menyebabkan gula kurang diminati, lantaran harganya yang kurang masuk akal.

BACA JUGA :  APBD dan Aspirasi Dewan Turut Danai Bedah Rumah di Pati 

Di toko atau swalayan, harga gula Rp16.500 sampai Rp17.000 per kilogram, tetapi justru di GPM harganya Rp17.500 per kilogram.

“Gula sama (sisa) hanya laku 11 kilogram dari 9 karton (48 kilogram), karena di luaran harga lebih murah Rp17.000, di situ ada toko ada yang jual Rp16.500 per kilogram,” tutur Suhartono.

Menurutnya, pembeli kepokmas di GPM justru golongan menengah ke atas, karena yang golongan menengah ke bawah mengandalkan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

Ia berharap, program GPM tetap berlanjut dengan harga yang lebih terjangkau.

“Harapan saya ke depannya bagus untuk dilakukan lagi, cuma harganya jangan sama dengan di toko wilayah setempat. Mungkin beras di sini antusias kurang, karena banyak petani yang menghasilkan, tetapi kalau gula Rp15.000 di sini sudah wajar,” katanya.

Sejauh ini belum ada petunjuk teknis untuk menjual kepokmas yang masih tersisa.

“Minyak goreng antusias dibanding yang lainnya. Kalau bisa beberapa bulan sekali, kalau bener-bener ada subsidi. Belum ada petunjuk teknis, barangnya diambil dari Bulog atau dihabiskan di situ,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini