dirgahayu ri 80

GITJ Sembaturagung Gelar Kebaktian Pentakosta dengan Riyoyo Unduh-unduh

waktu baca 2 menit
Minggu, 19 Mei 2024 17:59 0 357 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Gereja Injil Tanah Jawa (GITJ) Sembaturagung, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, mengadakan rangkaian kegiatan khusus dalam rangka memperingati Hari Pentakosta.

Acara tersebut diawali dengan memaknai firman Roh Kudus yang diikuti oleh 363 jemaat.

Selain itu, gereja juga menggelar lelang hasil bumi desa, di mana umat berbagi hasil bumi kepada warga setempat, sebagai wujud kepedulian sosial.

Pendeta (Pdt) Nathanael Sukamto memimpin ibadah para jemaat hari ini, Minggu (19/5/2024) di Jalan Jakenan-Winong Km. 3, Desa Sembaturagung, Batur Kidul, Sembaturagung, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati. Iringan lagu rohani senantiasa dilantunkan.

Pria yang akrab dipanggil Pdt. Kamto mengatakan bahwa selain digelar di gereja, kegiatan itu pun disiarkan secara live di akun YouTube GITJ Sembaturagung.

Dalam khutbah, Pdt. Kamto menyampaikan tentang firman Roh Kudus serta pelurusan makna Tuhan di dalam umat Kristiani yang sering disalah artikan masyarakat.

Ia menjelaskan bahwa Tuhan umat Kristiani bukan tiga, melainkan tunggal. Terkadang anggapan tersebut kerap menjadi candaan umat agama lain, tetapi hal tersebut merupakan sesuatu yang biasa.

“Ada banyak yang mendakwa kita dengan mengatakan orang Kristen punya tiga Tuhan, yakni Allah Bapa, Maria, dan Yesus Kristus. Itu salah,” tegasnya.

“Dalam Al Kitab, Allah kita Esa, Esa berarti Tunggal. Ketika bicara Allah, maka Allah menyatakan dalam tiga pribadi. Pertama merujuk pada Allah Bapa yang berarti pencipta langit dan bumi termasuk segala isinya. Kemudian, menyarakan diri sebagai Allah anak melalui Yesus Kristus, Dia sebagai pelaksana penebusan dosa agar umat diberkati keselamatan,” sambung Pdt. Kamto.

BACA JUGA :  Tiga Remaja Diduga Dianiaya Puluhan Anggota Gangster

Ia berkata, setelah kenaikan Yesus Kristus ke surga, Dia mengutus roh-Nya untuk menyertai umat Kristiani. Roh tersebut dapat menuntun umat manusia menjadi pribadi yang peka, serta menyinarkan kemuliaan Allah di dalam hidup.

“Mari jemaat jadilah pribadi yang peka pada tuntunan-Nya, sinarkan kemuliaan Allah dengan hidup kita. Pulangah dengan sejahtera dan terimalah berkat Tuhan. Semoga kita dituntun dalam jalan kebenaran, semoga ibadah ini Tuhan berkati,” ucapnya dalam memohon kepada-Nya.

Pdt. Kamto menegaskan bahwa dinamika hidup manusia sering terjadi, maka manusia perlu menyerahkan segala dinamika kehidupan kepada Tuhan, karena tidak ada satu pun bagian yang hendak ditutupi.

“Sebagai doa dengan berbagai dinamika hidup, kita bawa hidup kami kepada-Mu, karena tidak ada bagian yang kami tutupi,” ujarnya.

Selepas ibadah, acara diteruskan dengan lelang hasil bumi desa yang dibentuk berupa gunungan. Lelang hasil bumi sebagai persembahan, dan masyarakat biasa menyebut rioyo unduh-unduh.

Di sore harinya, kegiatan dilanjutkan dengan persekutuan doa oleh ibu-ibu.

“Setelah ini akan kami laksanakan lelang hasil bumi persembahan riyoyo unduh-unduh yang dipersembahkan kepada jemaat,” ungkapnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini