Furniture Jepara Terdampak Tarif Resiprokal Pemerintahan AS

waktu baca 2 menit
Jumat, 11 Apr 2025 14:55 0 177 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Penerapan tarif resiprokal sebesar 32 persen oleh pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump, membawa tekanan besar terhadap perekonomian di Indonesia.

Tidak terkecuali bagi pengusaha eksportir yang ada di Kota Ukir.

Kebijakan ini menurunkan daya saing ekspor Indonesia di pasar AS, karena harga barang menjadi lebih mahal.

Eksportir furnitur asal Kabupaten Jepara mulai terdampak kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tersebut.

AS mengenakan tarif resiprokal sebesar 32 persen. Tarif resiprokal AS ini berlaku mulai tanggal 9 April 2025.

Salah satu eksportir asal Jepara yang rajin mengirim furnitur ke Amerika Serikat adalah PT Raisa Furnitur.

Tiap tahun, eksportir yang berlokasi di kawasan Bandengan Jepara ini mengekspor sekitar 12 kontainer.

Tiap kontainer berisi 200 – 300 furnitur seperti almari, meja, hingga kursi dengan nilai 20 ribu – 30 ribu USD.

Manajer Marketing PT Raisa Furnitur Hadiyatu Nasiah mengatakan, karena baru berjalan beberapa hari, pihaknya belum bisa memastikan dampak seiring kebijakan baru itu.

Meski begitu, saat ini memang sudah mulai muncul indikasi dampak tarif resiprokal AS.

Saat ini, dua dari tiga kontainer yang siap ekspor, terpaksa dipending seiring pengenaan tarif baru itu.

Sedang, satu kontainer lainnya dikabarkan sudah sampai di AS dan dikenakan tarif baru.

Selain itu, lazimnya setelah Lebaran, pihaknya sudah mulai menerima order dari buyer di AS.

Namun, hampir dua pekan setelah Lebaran, belum ada order dari importir asal negara berjuluk Paman Sam.

BACA JUGA :  Kenali, Pita Cukai Palsu Makin Mirip Asli, Bea Cukai Kudus: Bukan Kaleng-kaleng

“Setelah kebakaran hebat di Los Angeles sebenarnya prospeknya cukup baik, tapi ternyata sampai sekarang malah belum ada order,” ujar Dyah, panggilan akrab Hadiyatu Nasiah, Jumat (11/4/2025).

Menurutnya, jika dihitung penjualan ke AS sekitar 20 persen dari keseluruhan nilai ekspor furnitur perusahaannya.

Angka itu cukup membantu di tengah kondisi ekonomi global yang lesu belakangan ini.

“Makanya, kita ada kekhawatiran (seiring kebijakan tarif resiprokal AS) juga. Perekonomian global termasuk AS lesu, kalau tarifnya tinggi kita khawatir ke depan seperti apa,” terangnya.

Berdasarkan data ekspor komoditas furnitur dari kayu Kabupaten Jepara tahun 2018–2024, pada tahun lalu tercatat ada 151 eksportir dengan 54 negara tujuan.

Nilai ekspor furnitur kayu pada tahun tersebut mencapai 174.811.327,3 USD atau sekitar Rp2,81 triliun.

Adapun secara keseluruhan, ekspor semua komoditas dari Kabupaten Jepara mulai dari furnitur, alas kaki, hasil laut dan lainnya pada tahun 2024 melibatkan 298 eksportir, dengan 110 negara tujuan dan total nilai ekspor mencapai 589.578.041,32 USD.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini