PATI – Mondes.co.id | Rencana aksi demo yang semula digagas kelompok Forum Komunikasi Masyarakat Sukolilo (Forkomas), berujung menjadi ajang silaturahmi kamtibmas bersama Polsek Sukolilo.
Pada awalnya, Forkomas berniat mendatangi Mapolsek Sukolilo dengan membawa spanduk berisi tuntutan agar Kapolsek Sukolilo AKP Sahlan dimutasi, karena dianggap tidak menuntaskan kasus pembunuhan almarhum Damas.
Namun, situasi berhasil dikelola dan berubah menjadi pertemuan terbuka penuh dialog, Kamis (21/8/2025).
Kapolsek Sukolilo AKP Sahlan menyampaikan apresiasi atas inisiatif warga yang memilih jalur komunikasi.
“Kami berterima kasih kepada Forkomas dan para tokoh Sukolilo yang hadir di Mapolsek. Silaturahmi ini penting untuk mendengar langsung saran maupun usulan, demi terciptanya kamtibmas yang aman dan kondusif,” ujarnya.
Alasan rencana demo sebelumnya disebabkan dua hal utama, yaitu kasus pembunuhan Damas yang dinilai belum tuntas.
Selain itu, juga keberatan warga atas rencana pasar malam (Meron) di Lapangan Desa Kedungwinong yang dianggap menyinggung perasaan, karena lokasi itu pernah menjadi TKP kasus pembunuhan.
Selain itu, Forkomas juga merasa tidak dilibatkan dalam kepanitiaan Meron 2025.
Namun, setelah dilakukan penggalangan dan edukasi oleh pihak Polsek, rencana aksi berubah menjadi pertemuan silaturahmi.
Kapolsek Sukolilo menegaskan keterbukaan pihaknya.
“Silahkan jika ada usul atau kritik, kami siap menindaklanjuti. Tujuan kita sama, yakni menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat di Kecamatan Sukolilo,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, masyarakat menyampaikan aspirasi terkait kasus Damas, keberatan atas pasar malam, permintaan adanya penanggung jawab resmi dengan pernyataan tertulis, serta dukungan agar Polsek mengagendakan program Binluh di setiap dukuh.
Kapolsek pun menanggapi tegas.
“Kasus almarhum Damas ditangani Polresta, namun Polsek tetap mengawal, terutama terkait DPO yang belum tertangkap. Kami mohon bantuan masyarakat jika punya informasi,” jelas AKP Sahlan.
Kapolsek Sahlan juga menegaskan langkah tindak lanjut.
“Perizinan keramaian diproses sesuai mekanisme, Polsek hanya menerbitkan rekomendasi, sedangkan izin resmi oleh Sat Intelkam Polresta. Untuk parkir sudah kami perintahkan agar dibuat surat pernyataan dan dilampirkan identitas pengelola. Untuk Binluh, saya sudah tugaskan Bhabinkamtibmas menindaklanjuti ke tiap dukuh,” pungkasnya.
Ketua Forkomas, Susilo, mengakui pertemuan tersebut memberi ruang dialog yang konstruktif.
“Kami berterima kasih kepada Kapolsek Sukolilo beserta jajaran yang mau mendengarkan aspirasi masyarakat. Forum ini menjadi wadah bagi kami untuk menyampaikan tuntutan, sekaligus menjaga komunikasi baik dengan Polsek,” katanya.
Sementara itu, Ketua Sukolilo Bangkit, Bambang, menekankan sensitivitas lokasi pasar malam.
“Masyarakat merasa keberatan jika pasar malam tetap digelar di lokasi yang pernah menjadi TKP kasus pembunuhan. Karena itu kami meminta kepolisian benar-benar mengawasi perizinan serta memastikan ada pihak yang bertanggung jawab penuh,” ujarnya.
Situasi yang semula mengarah pada aksi penolakan itu pun akhirnya berbalik arah menjadi komitmen bersama.
Forkomas kini menyatakan dukungan kepada Polsek Sukolilo sebagai mitra Polri dalam menjaga keamanan dan memastikan kegiatan Meron 2025 berlangsung kondusif.
Editor; Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar