PATI – Mondes.co.id | Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Firman Soebagyo memastikan bahwa kondisi beras di Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Pati dalam keadaan baik-baik saja.
Ia menegaskan bahwa di Bulog Pati tidak ada kondisi beras yang dalam kondisi buruk.
“Kunjungan ini dalam rangka mengecek kebenaran informasi yang berkembang di masyarakat, bahwa banyaknya peredaran beras oplosan. Dan kemudian juga yang paling menjadi perhatian kami, pemerintah sedang menyalurkan bantuan pangan untuk masyarakat,” ujarnya saat dimelakukan dialog bersama Bulog Cabang Pati dan mitra Bulog Cabang Pati, hari ini, Sabtu (2/8/2025) di Kantor Bulog Cabang Pati.
Ia meluruskan rumor yang beredar di media sosial (medsos) berkenaan dengan peredaran beras oplosan.
Padahal, di lapangan tidak ada kondisi demikian.
Sehingga ia menjamin kondisi beras yang sejauh ini ada di Bulog Cabang Pati maupun yang tengah didistribusikan ke masyarakat, aman dan berkualitas.
“Yang diposting di medsos menjadi konsen Komisi IV karena program ini, keputusan ini melibatkan antara Bapanas (Badan Pangan Nasional), Bulog dengan kami (Komisi IV DPR RI). Setelah kami cek di lapangan tidak seperti apa yang disampaikan medsos, artinya patut kita waspadai karena kejadian seperti ini sering terjadi,” ujarnya.
Ia menyampaikan, kondisi beras yang berasal dari impor maupun beras produksi lokal dalam keadaan bagus.
Hal ini pun disampaikannya usai memantau kondisi beras bersama Pimpinan Wilayah (Pinwil) Bulog Provinsi Jawa Tengah dan Pimpinan Cabang (Pincab) Bulog Pati, dengan mencoba memeriksa secara acak.
“Kami sudah cek ke Bulog hampir nyaris tidak ada beras jelek di tumpukan manapun yang saya colok (periksa), baik yang dari India, Vietnam, Thailand, bagus-bagus, standar broker yang 5 persen, itu pun gak sampai. Lalu saya diajak masuk produk lokal, saya pilih lagi, ternyata beras medium yang standar brokennya 25 persen pun tak sampai, paling sekitar 15 persen. Artinya bahwa beras di stok, saya jamin bagus,” papar politisi Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut.
Ia juga menyoroti peranan pemerintah dalam mengelola beras yang ada di gudang Bulog, karena selama ini belum optimal.
Pasalnya, kerap ditemukan kondisi beras yang telah memburuk, lantaran masanya sudah seharusnya habis.
Ia berpendapat bahwa kondisi demikian bukanlah kewenangan dari Bulog.
Pasalnya, pemangku kewenangan tetap ada pada pemerintah pusat yang seharusnya mengelola pengadaan cadangan beras di gudang.
“Nah, kemudian ketika beredar di lapangan, ada satu-dua seperti kekuningan, ini harus dijelaskan karena beras ada yang stok lama, ada yang 8 hingga 12 bulan. Ini kesalahan pemerintah selaku regulatornya bukan Bulog, maka setiap bulan harus cuci gudang karena Bulog gak ada kewenangan kalau gak ada perintah, karena Bulog hanya sebagai pelaksana,” ujarnya.
Saat ini pemerintah melalui koordinasi antara Bapanas dengan Bulog sedang menyalurkan bantuan pangan beras ke masyarakat, termasuk di Kabupaten Pati.
Apabila masyarakat ada yang memperoleh beras jelek bisa langsung ditukar, termasuk beras yang ukurannya tidak sesuai dengan label.
“Ada jaminan bilamana ada beras yang kualitas jelek bisa ditukar, termasuk jumlah kiloan. Saya cek random dengan Kades dan masyarakat tidak ada yang kurang,” terangnya.
Lebih lanjut, kalau ada beras oplosan yang dilakukan pihak swasta, maka sudah menjadi tugas pemerintah untuk menindak.
Pasalnya, mengawasi beras di sektor swasta bukan tugas Bulog, melainkan dari Bapanas dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Ia menegaskan jika Bulog telah bekerja secara profesional.
“Kalau ada oplosan dari swasta bukan tanggungjawab Bulog, tapi pemerintah (Bapanas dan Kementerian Perdagangan). Ini ketidaktahuan masyarakat, terlebih Bulog sekarang seperti robot bukan seperti zaman Pak Suharto, seperti itu kira-kira,” tandasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar