Festival Kuliner Horog-horog Jepara, Sajikan Aneka Makanan Hingga Lapis Palestina

waktu baca 3 menit
Minggu, 12 Nov 2023 12:22 0 1151 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Pemerintah Kabupaten Jepara akan mengusulkan kembali warisan budaya tak benda (WBTB) 2024. Kali ini, Pemkab mengusulkan makanan tradisional horog-horog agar bisa menjadi WBTB.

Mendukung hal itu, Pemerintah Kabupaten Jepara melalui Disparbud menggelar Festival Kuliner Tradisional Jepara. Dalam festival tersebut diadakan lomba variasi menu berbahan horog-horog.

Kegiatan lomba menu variasi horog-horog ini, dibuka Sekda Jepara Edy Sujatmiko bersamaan dengan acara Car Free Day (CFD) pada Minggu, 12 November 2023 di Museum R.A Kartini Jepara. Hadir mendampingi, Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Mustakim dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jepara Arif Darmawan.

Lomba menu variasi horog-horog ini, diikuti 16 Kecamatan di Kabupaten Jepara, termasuk perwkailan PKK Karimunjawa. Para peserta diwajibkan membuat menu olahan kreativitas berbahan dasar horog-horog.

Plt Kepala Disparbud Jepara Mustakim mengatakan, selain untuk menggali kekayaan di Jepara, kegatan ini sebagai pengembangan untuk penguatan identitas horog-horog untuk diajukan atau nominasi WTB di tahun 2024 mendatang.

“Horog-horog punya potensi yang luar biasa. Kami tidak menemukan horog-horog di luar Jepara. Untuk itu, kami berupaya mengangkat kuliner ini ke kancah nasional,” kata dia.

Sekda Jepara Edy Sujatmiko mengatakan, horog-horog ini merupakan makanan yang unik. Disentuh atau dimakan dengan apapun akan menjadi enak. Seperti bakso, kolak, pecel, dan hanya dengan kelapa pun juga enak.

“Jika puasa orang desa minum kolak dulu sebelum makan nasi. Biasanya disajikan kolak dengan horog-horog. Itu nikmatnya luar biasa,” kata Edy.

BACA JUGA :  Sejumlah Kiai NU Serukan Jaga Kondusifitas Pilkada

Edy berpesan, tidak hanya sebagai penghasil makanan horog-horog, tapi juga diperhatikan kelestarian pohon aren itu sendiri. Jangan sampai, pohon aren di Jepara habis, gara-gara ditebang untuk membuat horog-horog.

“Ini bisa kerja sama Dinas Lingkungan Hidup (DLH), sekali-kali melakukan penanaman pohon aren di gunung. Sebagai upaya pelestarian aren di Jepara,” katanya.

Terkait dengan lomba variasi menu ini, bisa dikembangkan di masing-masing kecamatan. Dengan harapan, membumikan makanan tradisional horog-horog dan mendukung warisan budaya tak benda di Jepara.

Tidak hanya menjadi campuran pecel dan bakso (makanan berat), horog-horog ini juga bisa dibuat Dessert (makanan pencuci mulut), juga minuman yang menyegarkan. Menarik dalam lomba tersebut, ada salah satu kelompok peserta yang membuat kue lapis berbahan dasar horog-horog mirip seperti Semangka yang dikupas.

“Semangka ini bentuk dukungan solidaritas untuk negara Palestina yang lagi viral,” ungkap salah satu peserta dari Kecamatan Kalinyamatan.

Tidah hanya kue lapis, peserta juga ada yang membuat salad horog-horog. Rasanya pun juga enak. Hal ini sebagaimana ditampilkan oleh Kecamatan Batealit, dalam lomba tersebut. Ada juga yang menyulap horog-horog ini menjadi kue lupis dan ayam suir. Ternyata rasanya pun juga enak dan familiar di lidah masyarakat. Ini ditampilkan Kecamatan pakis Aji.

Kecamatan Nalumsari membuat horog-horog ini menjadi burger horog –horog dan prol terog (tape horog-horog). Karimunjawa menyajikan kerang dan ayam bakar yang dimasak dengan horog-horog. Sedangkan minumannya teler horog (susu santan, durian, dan horog-horog).

Ada juga agar-agar horog-horog (Donorojo), sayur umbut rotan (Keling), ongol-ongol dan dawet horog-horog (Bangsri), bongko mendut (Mayong), horog-horog jeli (Pacangaan), rujak horog-horog (Kedung), horog-horog saus ikan kuning dan talam pandan nangka (Jepara).

BACA JUGA :  Begini Penampakan Rumah Ditemukannya Uang Rp5,5 Miliar oleh Kejaksaan Agung

Lomba menu variasi horog-horog ini, diikuti 16 Kecamatan di Kabupaten Jepara, termasuk perwkailan PKK Karimunjawa. Para peserta diwajibkan membuat menu olahan kreativitas berbahan dasar horog-horog.

“Hasilnya luar biasa. Unik dan menarik makanan berbahan dasar horog-horog. Rasanya pun juga enak,” ungkap Arif Darmawan, Kepada Diskominfo Jepara.

Salah satu peserta Tri Mahanani Muad, Ketua TP PKK Kecamatan Karimunjawa mengaku senang dengan adanya lomba cipta menu hoorg-horog ini. Menurutnya, horog-horog yang dipadukan dengan ikan mampu menjadi makanan bagi anak-anak stunting.

“Dengan menu yang bervariasi ini, anak-anak akan senang dan tidak bosan,” katanya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini