PATI – Mondes.co.id | Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Pati mencatat, sejak Januari sampai dengan November 2023, terhitung banyaknya total kunjungan wisata di Kabupaten Pati sebanyak 733.968 pengunjung.
Menurut penuturan Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Pariwisata Dinporapar Kabupaten Pati, Muhammad Roni, masih ada kemungkinan terjadi lonjakan di libur Natal dan Tahun Baru 2024 (Nataru).
“Jumlah pengunjung sampai November tahun ini ada 733.968 wisatawan. Untuk bulan Desember data pengunjung belum kami rekap semua, tetapi ada potensi kenaikan setiap libur Nataru,” ujarnya saat diwawancarai, Kamis, 21 Desember 2023
Roni menyampaikan, setiap datang momen liburan, terjadi lonjakan pengunjung dibanding waktu-waktu biasa.
“Karena selama tahun ini ada kenaikan pengunjung tiap liburan dibanding bulan-bulan biasa, kurang lebih naiknya 30 persen,” katanya.
Ia menyampaikan bahwa lonjakan wisatawan sempat terjadi ketika momen tahun baru Masehi, libur lebaran, libur akhir semester, dan masa-masa tahun baru Islam.
Wisatawan pun bukan hanya datang dari lokal saja, ada pula yang datang dari mancanegara.
Menurut catatan Dinporapar Kabupaten Pati, data kunjungan wisatawan pada 2023, di Januari sebanyak 60.765 kunjungan, terdiri dari 60.751 pengunjung domestik dan 14 pengunjung mancanegara di Desa Wisata Tunggulsari, Kecamatan Tayu.
Kemudian, wisatawan naik pada April bertepatan dengan saat-saat lebaran, yakni 61.111 pengunjung, berlanjut pada Mei dengan 63.159.
Pada libur lebaran ini, wisata religi Makam Syekh Jangkung mendominasi dengan jumlah 13.150 pengunjung.
Selanjutnya, wisatawan melonjak tajam menjadi 106.473 pengunjung di Juli. Hal ini dipengaruhi bertepatan pada peringatan tahun baru Hijriah alias Suro.
Objek Makam Syekh Muttamakin di Desa Kajen dan Makam Nyai Ageng Ngerang di Desa Tambakromo menjadi tujuan pelancong dari Pati maupun luar Pati.
Pada Juli 2023, kedua objek wisata tersebut didatangi masing-masing peziarah sebanyak 27.000 dan 25.000 orang.
Roni berpandangan, jumlah wisatawan di Bumi Mina Tani teramat tinggi, karena selama tahun ini sudah tidak ada lagi ancaman Covid-19.
Mengingat, selama tiga tahun lamanya, pariwisata di Kabupaten Pati sempat sepi, lantaran penerapan physical distancing ketika virus Corona melanda Tanah Air sejak 2020.
“Tren wisata di Kabupaten Pati selama tahun ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu saat terjadi hari libur. Karena pada tahun lalu terjadi adanya Covid-19, sehingga pembatasan sosial harus diperketat. Ditambah, adanya beberapa pihak pengelola pariwisata yang menutup tempat wisata dikarenakan mengantisipasi penyebaran Covid-19,” ujarnya saat ditemui Mondes.co.id di ruangannya.
Ia menambahkan, selama pembatasan jam operasional tempat wisata, kondisi sarana dan prasarana tempat wisata kurang terawat, lantaran sepinya pengunjung. Bahkan, beberapa objek wisata pun ada yang tutup karena dampak Covid-19 saat itu.
“Hal tersebut berdampak pula pada adanya kurang terawatnya berbagai fasilitas maupun sarana dan prasarana pariwisata yang ada di Kabupaten Pati. Adapun pariwisata di Pati yang tutup karena sepi pengunjung, seperti JWF (Juwana Water Fantasy) dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Meski demikian, beberapa objek wisata di Kabupaten Pati mulai berbenah. Roni menyebut, ada beberapa wisata yang bermunculan dengan nuansa berbeda, seperti Desa Wisata Pancasila di Jrahi dan Waduk Gembong. Kondisi itu menjadi menarik ketika tren camping menjamur.
“Selama ini pariwisata di Pati pada 2023 sedang tren camping, seperti di Jrahi, Poncodan, Waduk Gembong. Banyak kalangan yang menikmati akhir pekan dan liburan ntuk berkemah menikmati suasana tersebut,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar