PATI – Mondes.co.id | Kemampuan berbahasa Jawa dan mendalami materi pelajaran Bahasa Jawa di lingkungan pendidikan terbilang rendah. Untuk itu, Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) perlu berjalan secara masif di lingkup pendidikan.
Menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pati, melalui Sekretaris Disdikbud Kabupaten Pati, Paryanto, melestarikan Bahasa Ibu yakni Bahasa Jawa dengan menggeliatkan berbagai kompetisi antar pelajar, seperti lomba-lomba pidato Bahasa Jawa, menulis Aksara Jawa, dan penuturan Bahasa Jawa dengan tepat. FTBI ini cukup efektif diadakan setiap tahunnya.
“Terkait Bahasa Jawa, katakanlah Aksara Jawa, secara rutin tiap tahun sudah mulai kami lestarikan dengan mengadakan FTBI dengan sering. Mulai dari pidato Bahasa Jawa, penulisan dan penuturan Bahasa Jawa, serta penulisan Aksara Jawa, meski masih banyak sekolah yang Aksara Jawanya buruk,” ucapnya kepada Mondes.co.id, Selasa (23/7/2024).
Ia mengakui bahwa sumber daya manusia (SDM), khususnya para guru di Kabupaten Pati masih minim pengetahuan dan kompetensi Bahasa Jawa.
Paryanto membeberkan pola didik para guru sudah menjauh dari adanya ajaran-ajaran tradisi dalam Suku Jawa, seperti bahasa, tata krama, serta unggah-ungguh.
“Walaupun masih banyak sekolah yang Bahasa Jawanya buruk karena pendidikan gurunya beda dibanding zaman saya dulu. Subasita dan sopan santun di anak-anak belum sesuai yang kita harapkan, karena kita akui guru sekarang banyak yang tidak tahu Bahasa Jawa,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga sering menyelenggarakan komunikasi antar guru-guru Bahasa Jawa se-Kabupaten melalui penataran.
“Juga sudah ada penataran-penataran guru Bahasa Jawa yang untuk melestarikan Bahasa Jawa atau Bahasa Ibu asli Indonesia, ini sudah berlangsung. Karena guru-guru kami sendiri tidak paham Bahasa Jawa,” tandasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar