Disayangkan, Produksi Bawang Merah Lokal di Pati Menurun

waktu baca 2 menit
Senin, 27 Jan 2025 16:40 0 348 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Produksi brambang alias bawang merah lokal di Kabupaten Pati menurun.

Hal ini disampaikan oleh petugas di Bidang Tanaman dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati, Munjamil saat dikonfirmasi, Senin, 27 Januari 2025.

Ia mengatakan jika penurunan harga menjadi penyebab turunnya produksi bawang merah pada tahun 2024 lalu. Penurunan terjadi pada Januari hingga Juli silam.

Ia memaparkan hasil produksi bawang merah di Kabupaten Pati pada 2024 sebanyak 229.259,80 kuintal.

Angka tersebut mengalami penurunan, apabila dibandingkan tahun 2023 dengan total angka produksi bawang merah 264.419 kuintal.

“Sampai dengan bulan Desember 2024 produksinya ada 229.259,80 kuintal. Ini capaian produksi bawang merah tahun 2024 kalau dibandingkan dengan tahun 2023 ini memang ada penurunan. Penurunannya ini sekitar 13,26 persen untuk produksinya,” jelas Ketua Tim Hortikultura tersebut.

Faktor pengaruhnya tidak cuma harga, tapi juga ada faktor lain seperti serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

Ia mengatakan, maraknya serangan OPT pada bawang merah terjadi selama musim penghujan. Di samping itu, saat musim kemarau hasil produksinya pun cenderung menyusut.

“Kalau di musim penghujan itu jamurnya tinggi. Kalau di musim kering (kemarau) di bulan mulai bulan April, Mei, Juni, Juli itu memang pulih,” tuturnya.

Di samping itu, pengaruh merosotnya produksi juga disebabkan alih fungsi lahan.

Ketika harga rendah, para petani lebih memilih menanam tanaman lainnya yang lebih menjanjikan, seperti halnya petani di Kecamatan Batangan dan Jaken.

BACA JUGA :  Sepanjang Ratusan Kilometer Jalan di Pati Rusak, Beberapa Titik Diperbaiki Setelah Lebaran

Petani di wilayah ujung timur Kabupaten Pati itu lebih memilih tanam komoditas tembakau.

“Sebagian petani terutama yang di Jaken dan Batangan itu lebih cenderung menanam tembakau. Jadi ada alih fungsi lahan bawang merah ke tembakau,” jelasnya.

“Hal-hal yang ini terkadang membuat petani itu enggan untuk menanam walaupun masih banyak yang menanam,” tandasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini