Diisukan ada Konflik Internal, Ini Jawaban Ketua Panitia Pameran Keris Trenggalek

waktu baca 3 menit
Jumat, 28 Nov 2025 09:58 0 57 Heru Wijaya

TRENGGALEK – Mondes.co.id | Dugaan konflik internal kepanitian pameran keris di Trenggalek sempat menjadi perbincangan kontroversial di tengah publik.

DBHCHT TRENGGALEK

Pasalnya, ada salah satu tokoh perkerisan lokal yang menyatakan jika telah “didzolimi”.

Dirinya merasa, secara sepihak dan tanpa alasan tiba-tiba tidak dilibatkan sebagaimana hasil rapat koordinasi awal pembentukan kepanitiaan.

Sejumlah pendapat pribadi disampaikan ke khalayak tentang kemungkinan-kemungkinan terjadinya perubahan tersebut.

Sehingga komplain itu telah menimbulkan asumsi liar di kalangan pemerhati budaya Bumi Menak Sopal.

Menanggapi isu tak sedap yang semakin meluas, Ketua Panitia Pameran dalam rangka Peringatan 20 Tahun Pengakuan Keris Sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO, Iwan Sawaji membantah dengan sejumlah bukti sekaligus kesaksian anggota lain.

Menurut dia, bahwa yang dinyatakan pihak-pihak tertentu di luar, sebenarnya tidak berdasar.

“Termasuk dalam kaitan ini, teknis penyelenggaraan kegiatan dipastikan mengacu pada regulasi. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Trenggalek sebagai fasilitor telah memberikan pendampingan, petunjuk sekaligus rambu-rambu pelaksanaan pameran,” ungkap Sawaji, Kamis, 27 November 2025 malam di Pendopo Manggala Praja Nugraha.

Dikatakan oleh dia, untuk rangkaian event pameran keris tersebut diawali oleh rapat koordinasi pertama di kantor Disparbud Trenggalek.

Dihadiri sekitar 41 perwakilan komunitas seni budaya sebagai upaya konsolidasi.

Hanya untuk menentukan ketua panitia saja belum sampai pada penyusunan struktur, jadi tidak bisa disebut keputusan final.

Hal itu karena masih sangat berpotensi terjadi dinamika menyesuaikan kebutuhan.

“Rapat awal hanya untuk menunjuk ketua panitia. Usulan ada 4 kandidat, dua orang mundur tinggal sisanya divoting. Dan dari mayoritas hadirin, saya yang dipilih,” imbuhnya.

BACA JUGA :  Punya Daerah Rawan Bencana, Gus Ipin Dorong Mitigasi Secara Gotong Royong

Sawaji menambahkan, statement yang menyebut beberapa pihak tidak dilibatkan, itu kurang tepat.

Karena di tiap pertemuan lanjutan, seluruh anggota panitia mesti disampaikan undangan.

Walaupun memang ada yang belum pernah datang, akan tetapi pemberitahuan jelas terdokumentasikan.

Sedangkan mengenai pemilihan tempat (untuk rapat), semua merupakan hasil kesepakatan bukan inisiatif pribadi.

“Kalau masalah tempat rapat, itu kesepakatan bersama bukan inisiatif saya pribadi,” ujar Sawaji.

Dirinya menandaskan, sejak semula forum berusaha memfasilitasi kepentingan bersama.

Seperti halnya, ketika seorang anggota mengajukan keberataan atas penugasan di salah bidang.

Demi soliditas tim kepanitiaan, ditawarkan lagi posisi pada fungsi sesuai yang diinginkan.

Namun, ditolak dengan berbagai alasan personal bukan lagi atas nama mufakat.

“Kepada beliaunya diberi kesempatan untuk menempati posisi sesuai keinginan, tapi ada syarat yang menurut saya kurang rasional. Susunan (panitia) harus dirubah, kan tidak relevan,” jelasnya.

Maka, lanjut Sawaji, kalaupun di luar menghembuskan informasi seperti yang ramai diperbincangkan, itu tidak benar.

Semua hanya atas asumsi serta versi sudut pandangnya sendiri. Sehingga sangat mudah dibantah, maupun terpatahkan dengan fakta dan saksi di lapangan.

Sambungnya, sebagai tokoh senior, seyogyanya lebih bijak dalam menyikapi persoalan dan tidak langsung menjustifikasi, sehingga terkesan menggiring opini untuk menjatuhkan.

“Mestinya sebagai tokoh senior bisa lebih bijak. Semua persoalan kan bisa dikomunikasikan tanpa melibatkan masyarakat luas,” pungkas Sawaji yang diamini anggota panitia lain.

Editor; Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini