REMBANG – Mondes.co.id | Rencana aksi unjuk rasa yang digagas oleh komunitas sopir truk ODOL (Over Dimension Over Loading) di Rembang pada hari ini, Kamis (26/6/2025), akhirnya diundur.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, pihak Polres Rembang menyarankan agar pelaksanaan aksi ini digelar setelah perayaan Hari Bhayangkara, tepatnya pada 3 Juli 2025.
Salah satu koordinator sopir truk ODOL Rembang, Rupadi, membenarkan informasi penundaan tersebut.
“Kami sepakat mengikuti saran jajaran Polres. Dan teman-teman sopir juga bisa menerima dan memahami saran dan arahan dari Polres,” terang Rupadi.
Kesepakatan ini menunjukkan adanya dialog konstruktif antara para sopir dan aparat kepolisian, dengan tujuan mencari solusi terbaik tanpa mengganggu ketertiban umum.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Rembang, Druppodo, juga mengonfirmasi penundaan aksi ini.
Ia mengaku, segera menyampaikan kabar pengunduran jadwal aksi ini kepada Plh Sekretaris Daerah (Sekda) Rembang, H. Agus Salim, begitu informasi tersebut diterima.
“Iya mas, rencana aksi diundur sesuai saran pihak Polres,” jelas Druppodo.
Sementara itu, Kapolres Rembang AKBP Dhanang Bagus Anggoro saat dikonfirmasi hari ini, turut membenarkan penundaan tersebut.
AKBP Dhanang menyampaikan apresiasinya terhadap pemahaman para sopir truk ODOL yang bersedia menerima masukan dan saran untuk menunda aksi.
“Betul. Tidak jadi. Teman-teman sopir ODOL Rembang mempunyai pemahaman luar biasa terhadap dampak setiap kegiatan. Mereka lebih memilih diskusi mencari jalan tengah terbaik. Nanti Insya Allah tanggal 3 Juli,” ungkap Kapolres Rembang.
Apresiasi ini menggarisbawahi kematangan para sopir dalam menyikapi permasalahan, memilih jalur diskusi dan negosiasi daripada aksi massa yang berpotensi menimbulkan kemacetan dan gangguan lainnya.
Sebelumnya, dalam persiapan aksi, Rupadi juga sempat menekankan bahwa aksi yang akan mereka lakukan akan berlangsung tanpa senjata tajam, tanpa mabuk, dan tanpa menyebabkan kemacetan.
Komitmen ini menunjukkan niat baik para sopir untuk menyampaikan aspirasi secara damai dan tertib.
Dengan adanya penundaan ini, diharapkan ada ruang lebih luas untuk diskusi dan mencari solusi jangka panjang terkait isu ODOL yang menjadi perhatian utama para sopir truk di Rembang.
Penundaan aksi ini menjadi sinyal positif bahwa penyelesaian masalah dapat dicapai melalui dialog dan koordinasi yang baik antara masyarakat dan pihak berwenang, tanpa harus mengorbankan ketertiban umum dan kepentingan bersama.
Editor; Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar