KUDUS – Mondes.co.id | Di tengah kesibukannya sebagai pendidik atau guru, Fais tak pernah lelah berjuang memenuhi kebutuhan hidup dengan berbisnis sate taichan.
Sate taichan racikannya yang dikenal gurih dan lezat, kini menjadi primadona di lingkungan tempat tinggalnya.
Usaha yang ia geluti sejak 2024 lalu, membawa cerita perjuangan seorang pendidik yang penuh semangat.
Berstatus tenaga pendidik honorer dengan penghasilan terbatas, bapak satu anak itu menjadikan peluang bisnis sate taichan yang digemari banyak pelanggan.
“Alasan saya jualan sate taichan karena melihat peluang dan di wilayah saya belum ada satu pun sate taichan. Sate saya beda dari yang lain, bisa dicoba dan dibuktikan, lebih gurih, bumbu lebih meresap, bakarannya juga matang sampai dalam, Insya Allah pelanggan suka,” ucapnya saat diwawancarai.
Pria bernama lengkap Muhammad Zaenal Fais itu tak kenal lelah hadapi kenyataan hidup yang penuh perjuangan.
Di kala pagi, ia berjibaku dengan tugas-tugas administrasi sekolah, murid-murid, dan berbagai agenda akademik.
Sehabis itu, dirinya beralih tugas menjadi tukang potong ayam untuk prepare berjualan sate taichan hingga malam.
“Saya memilih berwirausaha sambil aktif menjadi pendidik, karena masih honorer dan kebutuhan banyak, sehingga saya memutuskan membangun sebuah usaha. Dari pagi hingga siang di sekolah, kemudian dilanjutkan pada sore sampai malam jualan,” ucapnya.
Motivasinya berbisnis demi menambah income untuk keluarga, serta niat mulia membuka lapangan pekerjaan untuk temannya yang baru lulus sekolah, namun tidak melanjutkan ke bangku perguruan tinggi.
Bahkan, usaha yang dirintisnya bersama sang istri bisa memperkerjakan tiga karyawan.
Sebagai informasi, lapak dagangan sate taichan di depan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Bulungcangkring, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, buka mulai pukul 15.00 sampai dengan 21.00 WIB.
Adapun varian sate mulai dari paket daging, paket kulit, paket mix, dan paket hemat.
“Untuk harganya Rp10.000 hingga Rp13.000, khusus untuk paket hemat seharga Rp16.000, karena plus lontong dan es teh yang berlaku pembelian di lokasi. Selain berjualan langsung, kami juga jual melalui Grab Food dan Shopee Food,” sebutnya.
Menurutnya, jualan di lokasi tersebut sangat strategis. Per hari sate dapat terjual 180 sampai 200 tusuk.
“Saya jual depan SD sangat strategis apalagi ini jalur alternatif Kudus-Pati, tepatnya penghubung menuju Sukolilo. Enak dan gak enaknya banyak, selalu disyukuri dan dinikmati prosesnya, kalau ramai Alhamdulillah, kalau sepi namanya usaha pasti ada ramai dan sepinya,” tutur pria berpostur gagah itu.
Lelaki pekerja keras itu selama ini tak hanya berjualan sate taichan saja. Banyak jenis usaha yang ia jalani di tengah kesibukan, antara lain berjualan di kantin sekolah, bisnis jual-beli burung, hingga jual aneka snack.
“Harapannya bangun usaha membuka lowongan kerja buat masyarakat dan anak muda. Pesan saya jangan pantang menyerah, jangan mengandalkan kerja di kantoran saja, kalau bisa bikin usaha, mari kita coba action lebih pentig daripada angan-angan,” pungkas owner Sate Taichan Mami tersebut.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar