PATI – Mondes.co.id | Pulau Seprapat Juwana merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Letak Pulau Seprapat ini ada di pinggiran laut utara Jawa.
Meski terlihat kecil, pulau ini menyimpan banyak berbagai mitos dan hal mistis, bukan hanya di kalangan masyarakat Juwana, ceritanya pun sampai tersebar sampai wilayah luar.
Terdapat berbagai cerita mistis di pulau ini, seperti pengakuan masyarakat sekitar Anang (30). Konon katanya, sempat dijadikan tempat pesugihan, di samping itu juga terdapat misteri kera jadi- jadian (siluman).
“Cerita orang tua zaman dahulu, bahwa pulau tersebut pernah dijadikan tempat pesugihan, lalu terdapat kera jadi-jadian. Sebab orang yang ditumbalkan, setelah meninggal arwahnya menjadi kera jadi-jadian yang menghuni pulau tersebut,” ungkapnya.
Ia menambahkan, seolah cerita tersebut benar adanya, jika seseorang mempunyai kelebihan dalam hal gaib, akan menemukan sesuatu saat melihat kera tersebut.
“Jika kita melihat mata kera tersebut, akan terlihat bahwa mereka meneteskan air mata dan mukanya tampak sedih. Anehnya, yang bisa melihat hanyalah yang memakai jasa pesugihan disitu dan orang yang mempunyai kelebihan dalam hal gaib,” imbuhnya.
Dulunya, sebelum tempatnya direnovasi seperti sekarang, ditemukan benda-benda yang disukai anak-anak seperti boneka, mainan, dan bantal kecil.
Asal-usul benda tersebut tidak diketahui. Apakah dari wistawan atau hanyut dari sungai yang meluap. Namun, keberadaan benda-benda tersebut menambah unsur mistis dari mitos yang beredar di masyarakat.
Ditambah cerita salah satu Anak Buah Kapal (ABK) Tawi (45), yang mempercayai misteri pulau tersebut. Terdapat sebuah larangan untuk kapal dan perahu bersandar di Pulau Seprapat.
“Menurut cerita, beberapa kebakaran kapal di pelabuhan Juwana, selain disebabkan faktor manusia juga dikaitkan dengan hal mistis, yaitu kepercayaan bahwa kapal yang bersandar di pulau ini akan celaka,” ungkapnya.
Kepercayaan ini sangat diyakini oleh mereka yang telah bekerja lama di pelabuhan Juwana atau nelayan-nelayan di sekitar.
Selanjutnya, imbuhan cerita dari seorang pekerja perbaikan Kapal Edi (45) ia menuturkan, ada sebuah tradisi yang masih dipercayai masyarakat dan para nelayan sekitar ketika hendak ke laut lepas mencari ikan.
“Nelayan kapal besar masih melakukan sebuah tradisi, di mana saat mau berangkat melaut, ia mengambil sedikit (satu ember) air di area dari pulau, kemudian disiram ke area kapal, untuk restu dan keselamatan saat pergi mencari ikan ke laut lepas,” pungkasnya.
Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman, para pengunjung, tidak begitu mempersalahkan mitos pulau tersebut. Karena masyarakat mempercayai itu bagian dari sebuah sejarah.
Dari mitos yang dulu mengerikan, sekarang Pulau Seprapat dijadikan sebagai tempat wisata.
Banyak masyarakat berkunjung menghabiskan sore harinya di area pulau tersebut, sembari melepas senja dan merasakan kesejukan angin sore.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar