BPS: Terjadi Penurunan Sektor Usaha Pertanian di Kabupaten Pati

waktu baca 2 menit
Kamis, 28 Des 2023 15:28 0 662 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Berdasarkan hasil sensus pertanian yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi penurunan sektor usaha pertanian di Kabupaten Pati. Pada 2023 ini, cakupan sensus pertanian meliputi tanaman pangan hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan.

Selain itu, cakupan sensus pertanian juga melihat usaha pertanian, meliputi usaha pertanian perorangan, usaha pertanian berbadan hukum, dan usaha pertanian lainnya.

Diketahui, pengambilan sampel data tersebut dilakukan setiap 10 tahun sekali. Kondisi di Bumi Mina Tani mengalami anjlok di unit usaha petanian maupun rumah tangga pertanian. Penurunan usaha pertanian terjadi 15,28 persen, lalu penurunan usaha rumah tangga pertanian sebesar 2,5 persen.

Menurut informasi yang diterangkan Kepala BPS Kabupaten Pati, Bob Setiabudi, pada sensus satu dasawarsa sebelumnya, sensus usaha pertanian mencapai 226.000. Namun, di tahun ini menurun dengan hanya di angka 191.000.

Sedangkan, pada 2013 silam, sektor usaha rumah tangga pertanian ada di angka 189.987. Pada sensus kali ini, hanya 185.620.

“Jadi dibandingkan tahun 2013 memang untuk rumah tangga usaha pertanian itu ada penurunan. Rumah tangga maupun unit usaha pertaniannya itu ada di pertanian,” terangnya, Kamis, 28 Desember 2023.

“Kita bandingkan antara jumlah rumah tangga pertanian dengan usaha pertanian dari rumah tangga tersebut, kan rumah bisa ada lebih dari satu bapaknya juga di pertanian, anaknya juga di pertanian, itu kan dalam satu rumah tangga bisa ada dua, bisa lebih dari satu kegiatan pertanian tadi,” imbuh Bob.

BACA JUGA :  Temui Kades se-Pati, Ganjar Tantang Bentuk Desa Anti Korupsi

Menurutnya, peralihan usaha yang lebih mejanjikan dengan iming-iming kemajuan teknologi menjadi faktor penyebab penurunan usaha pertanian di Kabupaten Pati. Beberapa waktu yang lalu, pemilik usaha fokus ke pertanian konvensional, akan tetapi kini beralih ke bisnis di industri digital.

“Sejumlah sektor usaha konvensional di bidang pertanian sudah tidak diminati, mengingat jangkauan pasar sudah semakin luas. Maka dari itu, pertanian ditinggalkan demi beralih ke usaha online,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini