Bila Tuntutan Tak Ditanggapi, PKL Kembangjoyo dan Karang Taruna Pati Lancarkan Sejumlah Ancaman

waktu baca 3 menit
Sabtu, 21 Okt 2023 12:12 4 8663 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di alun-alun Timur Pati atau alun-alun Kembangjoyo mendesak ketegasan dan keadilan pemerintah dalam menjamin kemaslahatan nasib mereka yang tak kunjung baik.

Paguyuban PKL alun-alun Kembangjoyo didampingi Karang Taruna Kabupaten Pati melayangkan protes atas sepinya dagangan PKL ketika beroperasi di alun-alun Kembangjoyo. Bahkan, sejak mulai direlokasi pada 2021 lalu, jualan mereka tak seramai kala masih beroperasi di alun-alun Simpang Lima.

Kekesalan semakin menjadi ketika pada tanggal 27 Oktober hingga 5 November 2023 nanti, akan ada event besar di pusat keramaian lain, yakni Stadion Joyokusumo Pati.

Hal itu membuat PKL yang beroperasi di alun-alun Kembangjoyo merasa tersaingi karena pelanggan mereka beralih ke halaman Stadion Joyokusumo. Ditambah, hadirnya wahana permainan anak-anak, semakin meramaikan halaman stadion. Sehingga menyebabkan kondisi alun-alun Kembangjoyo diprediksi sepi pengunjung.

“PKL Kembangjoyo saat ini sudah mematuhi program pemerintah. Kami mohon agar siapapun bisa membantu demi kemaslahatan PKL alun-alun Kembangjoyo,” ucap Aris Heru Prasetyo selaku Sekretaris Karang Taruna Pati yang turut mendampingi Paguyuban PKL alun-alun Kembangjoyo Pati.

Tak sendirian, PKL alun-alun Kembangjoyo juga didampingi Karang Taruna Kabupaten Pati untuk mendesak kebijaksanaan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati dalam rangka kepeduliannya pada PKL yang berkali-kali kena korban relokasi tersebut.

“Karang Taruna Pati komitmen dampingi rekan-rekan PKL di Kembangjoyo karena sejarahnya ada peran kami sejak membersamai mereka pada saat relokasi dari alun-alun Simpang Lima. Kita berjuang sama-sama,” seru Aris saat ditanya awak media.

BACA JUGA :  Begini Cara Kapolresta Pati Dekatkan Diri dengan Masyarakat

Mereka berharap ada solusi yang nyata, supaya PKL dapat kembali eksis dan bernasib baik saat beroperasi di alun-alun Kembangjoyo.

“Kita berharap ada semacam solusi ataupun perhatian sehingga PKL tertata rapi, khususnya bagi pelaku usaha di alun-alun Kembangjoyo,” ungkapnya.

Sementara, Ketua Paguyuban PKL alun-alun Kembangjoyo, Hendro Supriyanto mengatakan bahwa pihaknya merasa dirugikan semenjak kurang memperoleh perhatian dari pemerintah setempat. Bahkan, saat ini PKL masih sepi pembeli di alun-alun Kembangjoyo, karena kalah saing dengan keramaian di halaman Stadion Joyokusumo.

“Masalah wahana permainan di Stadion Joyokusumo, kami selaku PKL keberatan jika di sana diramaikan wahana. Padahal sejak dulu nasib kami para PKL selalu direlokasi berkali-kali. Kondisi ini perlu diperhatikan jangan dibiarkan,” ucapnya.

Hendro menyebut, yang awalnya PKL alun-alun Kembangjoyo ada sebanyak 500 pedagang, tetapi kini yang masih kuat bertahan hanya 35 pedagang.

“Kami mohon Pemerintah dan Dewan (DPRD Kabupaten Pati) mendengarkan pesan kami. Kami ingin alun-alun Kembangjoyo seperti layaknya pusat kota bukan seperti pasar,” imbuhnya.

Apabila tuntutan tidak segera dilaksanakan, maka pihaknya akan mengancam menduduki Alun-Alun Simpang Lima untuk berjualan lagi di sana. Meski sudah ada peraturan daerah (perda) yang melarang, pihaknya tidak takut.

“Kalau tuntutan tidak dilaksanakan, kami akan memboikot Stadion Joyokusumo. Kami akan kembali jualan ke Simpang Lima. Karena pemerintah tidak konsisten membantu kami,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

4 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Wildanun
    1 tahun  lalu

    Harusnya Pemda lebih memberikan ijin wahana permainan anak di alun2 kembangjoyo agar PKK ek alun2 simpanglima bisa tetap sejahtera.

    Balas
    Yohan pramono
    1 tahun  lalu

    Saya pribadi Sangat Setuju Sekali Kembali lagi ke Alun Alun Pati,klau Satpol PP obrak2 dilawan saja Rame2, PKL Hrs Tegas,berani dan Kompak!

    Balas
    Iwan
    1 tahun  lalu

    Saya warga Pati secara umum juga sangat prihatin dengan kondisi para PKL ..tapi saya tidak setuju kalau simpang lima dijadikan tempat berjualan karena kalau hari Minggu warga Pati banyak yang berolahraga sehingga bagi pejalan kaki dan yang melakukan aktifitas Pati tidak terganggu dengan yang berjualan karena para pedagang kadang tidak mematuhi fungsi dari alun2 sendiri..seperti hari ini diatas trotoar banyak digelar tikar untuk pembeli sehingga yang berolahraga kurang nyaman…saya setuju kalau jadwal CFD diadakan tiap Minggu jadi ada tambahan 2 kali ..saya juga pedagang tapi saya juga butuh kenyamanan dalam berolahraga semoga yang lain bisa maklum rejeki Allah yang mengatur..terimakasih

    Balas
    Oke umbar
    1 tahun  lalu

    Makanya cari pemimpin yg benar2 pro rakyat, seperti Pak Tasinan dulu, klo masalah korupsi mah semua pejabat kekuasaan pada korupsi semua tinggal ketangkap aa tidak, krn pinter2nya pejabat tsb, tapi paling tidak sebagai pejabat itu ya yg pro rakyat kecil, setuju jualan lagi di alon2 simpang lima pati, asal tetap menjaga kebersihan…. Ayo bergerak jangan nunggu sampai klenger….

    Balas
LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini