Bertani dan Bisnis Ala Gen Z, Hizkia Budi Daya Melon Greenhouse di Pati

waktu baca 2 menit
Jumat, 5 Des 2025 12:03 0 41 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Generasi Z (Gen Z) di Kabupaten Pati ini punya cara untuk bertani dengan metode modern.

DBHCHT TRENGGALEK

Selain bertani, ia juga menerapkan ilmu agribisnis untuk mengelola komoditas pertaniannya, yakni melon.

Ia adalah Hizkia Eben Haezer, seorang petani muda yang membuka usaha sektor pertanian dengan greenhouse modern.

Hizkia menanam melon-melonnya di area Jalan Pati-Gembong, tepatnya di depan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Pati.

Greenhouse itu didirikan sejak masa pandemi Covid-19.

Dari situlah, kemudian ide usaha bisnis pertaniannya muncul.

“Awalnya, saya hanya iseng bereksperimen di rumah dengan membuat hidroponik, tapi hanya untuk sayuran saja,” ujar lulusan Agroteknologi Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jumat, 5 Desember 2025.

Setelah melakukan riset dan penelitian, ke Solo dan Jogja, Hizkia yakin bahwa melon memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Pati.

“Saya yakin bahwa melon memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Pati, terutama karena faktor cuaca yang sangat mendukung,” ungkapnya.

Greenhouse dengan nama Majoya Agrifarm itu mengaplikasikan sistem vertigasi tetes menggunakan media cocopeat yang merupakan metode budi daya modern di bawah naungan greenhouse.

Saat ini, Majoya Agrifarm membudidayakan dua varietas melon eksotis, yakni Golden Topaz dan Dalmatian.

“Dengan dua greenhouse berukuran 8×33 meter dan 10×33 meter, saya dapat memanen melon enam hingga tujuh kali dalam setahun,” ujar Hizkia.

Buah melon dijual dengan harga Rp35.000 per kilogram dan selalu habis terjual dalam waktu kurang dari seminggu.

Keunikan agrowisata ini menarik perhatian masyarakat dari berbagai daerah, termasuk Sunaryo, seorang pengunjung yang datang dari Kabupaten Kudus.

BACA JUGA :  Jelang Keberangkatan ke Italia, Krishna Tambah Porsi Latihan Vokal

“Melon di sini sangat lezat dan segar, saya sangat puas dengan kualitas buah di sini,” ujarnya.

Sunaryo juga menyatakan kekagumannya terhadap konsep agrowisata petik buah melon modern di Pati ini.

“Baru pertama kali saya melihat kebun buah melon seperti ini, saya sangat impressed,” terangnya.

Dalam kunjungan tersebut, Sunaryo memetik empat buah melon untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Ia menilai, konsep wisata petik buah seperti ini memiliki potensi yang baik untuk Kabupaten Pati.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini