Foto: Kepala Disketapang Pati, Wahyu Setyawati saat ditemui Mondes.co.id di ruangannya (Mondes/Singgih) PATI – Mondes.co.id | Beras dari Gabah Kering Giling (GKG) di Kabupaten Pati akan diserahkan untuk penanganan bayi bawah lima tahun (balita) stunting dan anak terindikasi gizi buruk.
Total sasaran di Bumi Mina Tani sebanyak 393 anak.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan (Disketapang) Kabupaten Pati, Wahyu Setyowati, memaparkan 30 ton beras tersebut akan disalurkan di pertengahan Oktober 2025 ini.
Bantuan itu disalurkan di sejumlah kecamatan di Kabupaten Pati.
“Ada 393 anak, ini bantuan untuk balita stunting dan gizi buruk. Ada alasan kita mengeluarkan GKG ini kepada masyarakat, termasuk balita dan gizi buruk,” ungkapnya kepada Mondes.co.id, Jumat, 10 Oktober 2025.
Kecamatan yang dituju untuk penyaluran bantuan beras GKG itu meliputi Kecamatan Batangan, Gabus, Jakenan, Jaken, Juwana, Kayen, Margorejo, Margoyoso, Pati, Tambakromo, Tayu, Tlogowungu, dan Winong.
Penyaluran tersebut akan dilakukan pada bulan ini, sedangkan pada kecamatan lain sudah dilakukan penyaluran di awal tahun 2025 lalu.
“Tidak 21 kecamatan karena awal tahun kami sudah berikan bantuan stunting dan gizi buruk, yang kekurangan belum dapat bantuan beras waktu itu kita pergunakan untuk ini ke depan. Penyalurannya di setiap kecamatan, karena tidak semua desa di kecamatan tersebut dapat, makanya nanti didiskusikan,” katanya.
Ia menjelaskan, pasokan 30 ton GKG ini akan disalurkan sesuai sasaran yang didata oleh tim penanganan stunting dan gizi buruk dari pihak Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak & Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Kabupaten Pati dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat.
Setiap Kepala Keluarga (KK) memperoleh 30 kilogram.
“Penyaluran udah berupa beras per penerima 30 kilogram per anak atau KK yang memiliki keluarga atau punya anak sunting atau berisiko gizi buruk. Penyaluran pertengahan Oktober, maksimal November sudah selesai,” ujarnya.
Wahyu berharap, angka stunting di Kabupaten Pati menurun dan gizi buruk teratasi.
Dengan penyaluran beras GKG, ia harap konsumsi pangan di masyarakat bisa aman.
“Harapannya angka stunting menurun dan gizi buruk bisa teratasi, paling tidak dalam hal segi konsumsi pangan bisa kita membantu. Tetapi secara makro tidak bisa sendirian mengatasi gizi buruk, tidak bisa karena itu kan lintas sektoral,” bebernya.
Penanganan harus dilakukan secara lintas sektoral. Pasalnya semua instansi daerah harus bersinergi.
Editor; Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar