PATI – Mondes.co.id | Saat ini, Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kabupaten Pati sedang menitikberatkan pada pengembangan beras analog sebagai bagian dari pangan lokal.
Pada tahun 2023, kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani mendapat bantuan peralatan cetak beras analog dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, yang tiba pada akhir November 2023.
Berdasarkan keterangan Kepala Bidang (Kabid) Konsumsi dan Keamanan Disketapang Kabupaten Pati, Suntoro, pada bulan Desember 2023, dilakukan uji coba untuk mengevaluasi kelayakan alat tersebut dalam memproduksi beras analog.
Meskipun terdapat beberapa ketidaksesuaian dengan harapan, diharapkan bahwa alat ini dapat diluncurkan dan digunakan secara efektif pada awal tahun 2024.
“Alat-alatnya baru datang akhir November lalu, sedangkan bulan ini mulai uji coba dan lain sebagainya. Waktu uji coba kurang pas, kurang bagus, dan belum sesuai dengan keinginan. Alatnya kemudian dirombak lagi untuk menyesuaikan. Peralatan sudah di-launching, tahun depan mungkin kami genjot,” ujarnya saat dihubungi, Senin, 11 Desember 2023.
Selanjutnya, mesin pencetak beras analog ini melibatkan serangkaian proses yang cukup rumit dan memakan waktu. Meskipun demikian, dalam waktu satu jam, produksinya dapat menghasilkan sebanyak 1 kuintal beras.
“Karena sebelumnya juga membuat dulu beras analog-nya sekitar 50 kilogram. Prosesnya memang banyak, tapi alat cetak beras analog itu satu. Dan proses sebelum-sebelumnya juga banyak. Mungkin nanti produksinya sejam bisa 100 kilogram beras, berapa jam terus berapa kuintal seperti itu karena analog ini pada dasar kan bukan dari padi, tapi dari jagung dan ketela yang dicetak menyerupai beras,” terang Suntoro.
Menurut penjelasan Suntoro, peluncuran alat tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan ragam bahan pangan, mengingat ketersediaan pangan belakangan ini meningkat.
Selain itu, beras analog ini memiliki nilai manfaat dan kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan beras padi.
Di samping itu, beras analog dapat membantu mencegah stunting, yang masih menjadi masalah di kalangan anak-anak di Kabupaten Pati.
“Pengujian laboratorium telah dilakukan di wilayah Desa Guwo (salah satu desa di Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati) untuk mengatasi masalah stunting. Pengujian ini berlangsung selama tiga bulan dan memberikan hasil positif,” ungkapnya
“Pokoknya, upaya pencegahan stunting terfokus pada produk beras analog. Secara ekonomis, beras analog ini lebih terjangkau dibandingkan dengan beras padi,” demikian disampaikan oleh Suntoro.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar