TRENGGALEK – Mondes.co.id | Ada belasan desa di wilayah Kabupaten Trenggalek yang berpotensi rawan bencana tsunami. Mengingat, letak geografis Bumi Menaksopal yang memang berbatasan dengan garis pantai selatan Jawa. Setidaknya, ada 17 desa di 3 Kecamatan masuk daerah dengan tingkat kerawanan tinggi.
Melihat hal itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama pemerintah daerah melakukan langkah antisipasi.
Salah satunya dengan membuat perencanaan dokumen kotigensi bencana tsunami akibat gempa bumi. Sehingga, jika bencana tersebut benar-benar terjadi dapat dilakukan penanganan (mitigasi) yang tepat.
Wakil Bupati (Wabup) Trenggalek, Mohammad Syah Natanegara mengatakan, kesiap-siagaan untuk melakukan antisipasi dan mitigasi bencana bila datang melanda memang harus dipersiapkan.
Oleh karena itu, perlu kebersamaan dari stakeholder terkait dalam menata segala sesuatunya termasuk sosilalisasi kepada masyarakat terdampak.
“Tentunya kita berharap bencana itu tidak terjadi, namun karena Trenggalek termasuk salah satu daerah rawan bencana maka saudara-saudara yang berada di pesisir selatan bisa senantiasa mawas diri,” ungkap Wabup.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono menambahkan, sebagai mitra dari BNPB pihaknya secara terstruktur terus menjalin komunikasi dengan jajaran samping guna merumuskan upaya penanganan potensi tsunami.
Pasalnya, sebaran tingkat kerawanan cukup tinggi di tiga kecamatan yakni di Kecamatan Panggul, Kecamatan Munjungan, dan Kecamatan Watulimo.
“Ada 3 kecamatan yang punya kerawanan tinggi karena notabenenya berada di pesisir selatan Kabupaten Trenggalek,” sebut Triadi, Jumat, 4 Agustus 2023.
Kalaksa BPBD yang juga merangkap sebagai Plt Kepala SatpolPPK Trenggalek itu menandaskan, demi memaksimalkan kesiapsiagaan selain ‘diseminasi informasi Early Warning System (EWS)’ melalui Warning Receiver System (WRS) BMKG yang berada di BPBD Trenggalek di berikan pula pelatihan serta pendampingan kepada warga di wilayah rawan.
“Agar nantinya ke-17 wilayah yang masuk daerah rawan tsunami menjadi desa tangguh bencana mandiri, sehingga masyarakatnya tahu langkah-langkah yang diambil saat bencana itu benar benar terjadi,” pungkas dia.
Editor: Harold Ahmad
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar