JEPARA – Mondes.co.id | Pesta lomban di Kabupaten Jepara dilaksanakan pada Rabu (17/4/2024). Salah satu yang ditunggu-tunggu masyarakat adalah prosesi pelarungan kepala kerbau. Ribuan warga sudah memadati Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujung Batu sejak pagi hari, untuk melihat secara langsung prosesi ini.
Dari pantauan sejak pukul 05.30 WIB, pengunjung sudah terlihat memadati sekitaran TPI Ujung Batu. Mereka ingin melihat secara langsung tradisi setiap tahun sekali. Ada yang hanya menyaksikan prosesi di TPI Ujung Batu, namun tidak sedikit pula yang ikut menaiki perahu nelayan agar bisa sampai ke tengah laut.
Larungan kepala kerbau diawali dengan tarian khas pesisiran yaitu Sernemi. Tarian tradisional ini merupakan tarian masyarakat nelayan Jepara. Kemudian dilanjutkan dengan upacara pembukaan oleh Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta. Ikut mendampingi para pimpinan perangkat daerah.
Salah satu warga Susanti mengaku, baru kali ini bisa ikut pelarungan hingga ke tengah laut. Biasanya saat pesta lomban, ia hanya menyaksikan di Pantai Kartini Jepara.
“Ya tahun ini bisa menyaksikan secara langsung hingga di tengah laut dengan tumpangan perahu nelayan. Ternyata seru dan ramai,” ujar Susanti.
Salah satu yang menjadi daya tariknya, kata Susanti yaitu ingin melihat secara langsung kepala kerbau yang akan dilarung.
Khusus untuk kepala kerbau yang dilarung, diletakkan di tengah miniatur kapal yang telah disipakan. Tidak hanya kepala kerbau, tapi lengkap dengan aneka macam sesajian. Bagi nelayan, ini sebagai simbol syukur dan doa.
“Larungan ini merupakan bentuk syukur nelayan serta doa agar diberikan hasil tangkapan yang melimpah setahun pendatang,” ungkap ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Jepara Sudiyatno.
Sudiyatno berharap, masyarakat nelayan Kota Ukir dianugerahi hasil laut yang melimpah. Termasuk diberikan keselamatan saat beraktivitas di laut.
Replika kapal berisi kepala kerbau selanjutnya dinaikkan ke atas kapal. Kemudian diikuti oleh para pejabat di lingkungan Pemkab Jepara. Termasuk Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta, dan juga jajaran Forkopinda. Kemudian mereka bertolak ke tengah laut untuk proses pelarungan.
Lepas di bagian selatan Pulau Panjang, kapal pengangkut sesaji berhenti sesaat. Kemudian tokoh agama melakukan doa sebelum melarung kepala kerbau. Dalam pelarungan, ratusan perahu mencoba mendekati perahu utama untuk memperebutkan sesaji kepala kerbau.
Bahkan ada beberapa yang menceburkan diri ke laut. Sebagian nelayan lain menimba air laut untuk membersihkan perahu mereka, sebagai simbol untuk mendapatkan keberkahan.
Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta mengatakan, tradisi lomban ini sudah berlangsung ratusan tahun silam. Hingga sekarang tetap dilaksanakan oleh masyarakat di Kabupaten Jepara. Ini harus tetap dilestarikan.
“Tradisi lomban ini milik warga Jepara, harus kita jaga dan lestarikan,” ujar Pj Bupati.
Diketahui, agenda pada momen Syawalan ini bahkan tercatat dalam jurnal Hindia Belanda, Tijdschrift voor Nederlandsch-Indie, terbit tahun 1868. Artikel tersebut berjudul Het Loemban Feest Te Japara atau Kegiatan pada Lomban di Jepara.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar