Begini Perkembangan Terbaru Kasus Keracunan Massal di SMPN 1 Kragan

waktu baca 2 menit
Kamis, 25 Sep 2025 16:32 0 90 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Puskesmas Kragan 1 masih merawat lima siswa SMPN 1 Kragan yang sebelumnya menjadi korban keracunan massal.

DBHCHT TRENGGALEK

Sebelumnya terdapat belasan siswa yang mendapatkan perawatan intensif di Puskesmas.

Per update hari ini, Kamis (25/9/2025), sembilan di antaranya sudah diperbolehkan pulang.

​Kasus keracunan ini menimpa ratusan siswa sekolah tersebut, diduga karena mengonsumsi katering dari program makan bergizi (MBG).

​Kepala Puskesmas Kragan 1, dr. Ahmad Fuadi, menjelaskan bahwa kelima siswa yang belum diizinkan pulang, masih mengalami diare parah.

​”Dokter kami memutuskan agar mereka tetap dirawat sampai diarenya benar-benar berhenti. Jika mereka pulang sekarang, kami khawatir pola makan mereka tidak terkontrol, dan diarenya bisa semakin parah,” ujar dr. Ahmad.

​Kelima siswa yang masih menjalani perawatan berasal dari Desa Tegalmulyo, Desa Tanjungan, Desa Karanganyar, dan Desa Kragan.

​Di hari yang sama, Puskesmas Kragan 1 juga menerima lima siswa lain dengan gejala serupa, tetapi kondisinya lebih ringan.

Setelah mendapatkan penanganan medis, mereka langsung diizinkan pulang.

​”Mereka hanya mendapatkan perawatan rawat jalan dan langsung pulang karena gejalanya tidak begitu parah,” tambah dr. Ahmad.

Hal ini menunjukkan bahwa kasus keracunan masih terus terjadi, meski dengan gejala yang lebih ringan.

​Pihak berwenang masih menunggu hasil laboratorium untuk mengetahui penyebab pasti dari keracunan ini.

Diberitakan sebelumnya, ratusan siswa SMPN 1 Kragan diduga mengalami gejala keracunan massal setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) berupa mi ayam pada Selasa (23/9/2025).

Total ada 173 siswa yang sempat dilarikan ke Puskesmas. Setelah diperiksa, 160 anak diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik.

BACA JUGA :  Car Free Day di Pati Digelar Lagi Tahun Ini, Februari Mulai

Sisanya tercatat ada 13 anak yang masih menjalani perawatan intensif.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini